12. diantar Pulang

11.4K 792 43
                                    

Tiara sedang sibuk mengambil kue-kue cantik didepannya ini, tapi sebuah lorong di samping tempat khusus untuk dessert ini, menarik perhatiannya Tiara. Ia mengintip sedikit ke dalam, tapi kedua matanya malah mendapati ada seorang bocah kecil didalam sana.

Tiara meletakkan piringnya, dan berjalan masuk kedalam lorong tersebut.

“eh? The—” mulutnya tercengang melihat pemandangan didepannya.

Bukan. Bukan karena ia bisa melihat sebuah taman yang indah, tapi karena ia melihat seorang gadis muda sedang sibuk bercumbu dengan seorang pria.

Tangan pria itu sibuk bergerilya di atas dada si gadis, dan tangan gadis itu mulai turun ke bagian bawah pria itu. Mereka berdua menikmati hal yang mereka lakukan seolah-olah dunia hanya milik mereka berdua.

Saat si gadis sedang ingin menarik resleting si pria, Tiara langsung memutar badan Theo, dan memeluknya. Benar. Bocah kecil yang hanya bisa terdiam melihat dua orang dewasa sedang melakukan hal zina didepannya ialah Theo.

Si gadis yang melihat kedatangan Tiara dari ujung matanya, langsung menarik tangannya, dan bergerak mundur. Ia memperlihatkan ekspresi terkejut saat pandangannya turun ke Theo yang ada didalam pelukan Tiara. Tampaknya gadis itu tidak tahu bahwa dari tadi, bocah ini memperhatikan apa yang sedang mereka lakukan.

“memalukan.” ujar Tiara sebelum beranjak dengan wajah marah. Ia membawa Theo kedalam gendongannya, dan membawa Theo keluar dari taman yang indah ini.

Tiara benar-benar kagum dengan taman buatan ini, tapi merasa jijik dengan kedua insan yang berani-beraninya melakukan hal seperti itu disaat masih ada banyak orang diluar sana.

“tante? Apasih ih! Turunin theo!” Theo menatap Tiara dengan alisnya yang terangkat kesal. Tiara menatap Theo dengan tatapan marah. “kenapa kamu bisa ada disini sih? Papa kamu mana?”

Theo terdiam, karena sadar bahwa Tiara sedang tidak dalam keadaan yang bisa ia olok-olok.

“theo cuma ikutin mba siti kok.” Tiara meraih piring kuenya, dan berjalan melewati meja per meja menuju meja keluarga Abinaya.

Benar juga. Tiara baru inget bahwa ia pernah melihat gadis muda itu sebelumnya. Dia adalah babysitter yang menjaga Theo.

“keterlaluan.” gumam Tiara. Tiara juga teringat bahwa si Siti itu pernah menimbulkan pikiran bahwa merokok itu keren di otaknya Theo.

Meja yang didatangi Tiara dan Theo ini terlihat kosong, tampaknya yang lain masih mengambil makanan. Tiara mendudukkan Theo dikursinya Fabian.

“kamu ga boleh kemana-mana ya. Duduk disini aja.” ujar Tiara. Theo mengangguk pelan, namun ia memasang ekspresi cemberut.

Tiara jadi tidak nafsu makan cake dan puding cantik dipiringnya ini. Tiara menyendok sesuap cake dengan rasa velvet ini, dan menyodorkannya ke Theo.

Ajaibnya, Theo hanya menerimanya tanpa mengatakan apapun.

Tak butuh waktu lama, Theo sudah menghabiskan sepotong kue yang ada dipiringnya Tiara.

Beberapa anggota keluarga Abinaya mulai kembali, termasuk Arion.

“loh? Mba siti belum ngambilin theo makanan?” tanya Arion. Theo menggeleng. Sedangkan Tiara mendengus kesal.

Apanya yang ngambilin makanan, si Siti itu lagi sibuk dengan dunianya sendiri.

“untung papa bawa nasi buat theo, sini sayang biar papa suapin.” Ujar Arion. Tiara menggeleng. “mas makan aja mas, sini biar saya aja yang suapin theo.” Ujar Tiara menawarkan diri. Ia meraih piring yang diletakkan Arion, dan menyendok sesendok nasi dengan lauk ayam asam manis.

Mas Mahardika dan Tiara. ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang