“kamu hanya punya satu saudara?” tanya Arion. Tiara mengangguk, lalu menggeleng. Membuat Arion menatapnya bingung.
“sebenarnya punya dua adik, tapi satu dikasih ke tante.” Ujar Tiara.
Sejujurnya, Vano punya kembaran perempuan. Clara namanya.
Dulu, Vano sering sakit-sakitan jika berada didekat Clara. Makanya adiknya Yera, mengadopsi Clara dan membawanya pergi jauh ke negara orang.
Padahal harusnya kembar saling menempel, tapi tampaknya itu tidak berlaku untuk Vano, dan Clara.
Namun sekarang, sepertinya Vano tidak lagi sakit jika berada didekat Clara. Clara sudah ikut tinggal bersama dengan Yera dan Bayu—Orang tuanya Tiara. Bersama dengan Vano juga, tentunya.
Clara dan Vano kuliah ditempat yang sama. Clara baru saja kembali dari Australia dua tahun yang lalu, sejak saat itu ia tinggal dengan Yera dan Bayu, sedangkan Tiara yang sudah keluar dari rumah selama hampir sepuluh tahun jarang bertemu dengan Clara. Oleh karena itu, Tiara tidak begitu dekat dengan Clara, walaupun Clara adik kandungnya.
Bisa dihitung dengan jari berapa kali Tiara kembali ke rumah semenjak ia keluar dari rumah.
“oh gitu? Vano bakalan tinggal sampai kapan?” tanya Arion, lagi.
“gatau, kayanya seminggu lagi pulang.” jawab Tiara, mereka sibuk mengobrol sampai-sampai Tiara tidak sadar bahwa keduanya sudah sampai didepan Villa dengan nuansa Blue white yang berdiri kokoh.
Villa dengan dua atap yang terpisah itu, tampak menakjubkan dan nyaman.
“ayuk,” ajak Arion. Tiara jadi deg-deg an. Diajak berduaan oleh Arion di Villa pribadi kan?
Namun sebuah suara ramah menghancurkan fantasi tidak baiknya Tiara.
“Eh! Den Arion!!” Seru seorang sosok wanita paruh baya dengan kacamata gantungnya. Ia tersenyum begitu lebar menyambut Arion.
“Bi rita!” Arion beralih memeluk wanita paruh baya itu.
Mereka saling bertukar sapa untuk beberapa saat, sampai sepertinya melupakan Tiara yang berdiri dengan canggung di sisi kirinya Arion.
“Loh! Ini siapa toh den? Aduh maaf non, bibi keasikkan jadi ga lihat ada non cantik disini..” Tiara menggeleng dan tersenyum ramah.
“Tiara bu,” Tiara mengulurkan tangannya, dan diterima oleh Rita—Wanita paruh baya yang diberikan kepercayaan oleh keluarga Abinaya untuk menjaga Villa, dan pantai ini.
“panggil aja bi non, saya rita.” Rita tersenyum ramah, dan mulai memicing ke arah Arion dengan tatapan curiga.
Arion yang mengerti hanya tertawa kecil, dan membimbing Tiara untuk masuk kedalam.
Dibelakang mereka, Rita asik mengoceh.
“Pa! Ada den arion!” Ujar Rita, saat mereka masuk kedalam dan menemukan seorang pria paruh baya sedang sibuk memperbaiki kursi.
“Eh? Den arion! Yaampun! Sudah lama banget!” Pria paruh baya bernama Yanto itu mendekati Arion dan Tiara.
Ia melirik Tiara, dan tersenyum ramah. “ini..?”
“ah.. ini tiara, teman saya pak.” ujar Arion, memperkenalkan Tiara.
“Tiara pak,” Tiara mengulurkan tangannya, dan dibalas dengan uluran tangan kembali dari Yanto.
“bi rita dan pak yanto ini suami istri, mereka tinggal disini sembari menjaga villa dan pantai.” Jelas Arion. Ia pikir Tiara akan bingung jika tidak ia jelaskan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mas Mahardika dan Tiara. ✔️
General Fiction[[E N D !]] ❝Bian ga ngadi-ngadi sih ini, tapi mau jadi mamanya bian yang official ga sih ma? Kalau papa lama banget lamarnya, biar bian aja yang ngewakilin :)❞ Tiara. Jobless, lulus dengan IPK ngos-ngosan tapi ga gitu buruk karena dia bisa jadi...