[[E N D !]]
❝Bian ga ngadi-ngadi sih ini, tapi mau jadi mamanya bian yang official ga sih ma? Kalau papa lama banget lamarnya, biar bian aja yang ngewakilin :)❞
Tiara. Jobless, lulus dengan IPK ngos-ngosan tapi ga gitu buruk karena dia bisa jadi...
“mas ga kerja?” Tanya Tiara didalam mobil. Theo yang tertidur ada di jok bagian tengah, sedangkan Tiara duduk disamping Arion yang berada dibawah kemudi.
“kerja. Setelah saya antarkan kalian pulang ya. Saya juga ada meeting penting hari ini.” Jelas Arion. Tiara mengangguk. Tentu saja. Pengusaha seperti Arion pasti memiliki schedule yang cukup padat sesaat setelah pulang dari perjalanan bisnis.
“dua minggu lagi, saya ada perjalanan bisnis ke jogja.” Celetuk Arion. Tiara mengangguk.
“kamu mau ikut saya?” Tiara menoleh terkejut mendengar ajakan dari Arion.
“eh? Saya mas?” Arion mengangguk. “bukannya rumah orang tua kamu ada di jogja? Mungkin kita bisa menghampiri orang tua kamu.” Jawab Arion. Eh? Ini teh mau ngajak silaturahmi?
“saya sih tidak keberatan mas.” Jawab Tiara dengan senyuman. Tiara berharap ibunya tidak akan salah paham.
“anak-anak mas?” Arion menggeleng. “anak-anak tidak usah ikut. Kita berdua saja.” Tiara mendadak menegang mendengar ucapan Arion.
Kenapa?! Kenapa hanya berdua?!
“tapi kalau tidak ikut, siapa yang akan menjaga mereka mas?” Arion tersenyum kecil. “seminggu lagi, mama pulang. Lagian kaki bian lagi seperti itu, lebih baik dia fokus dalam pemulihannya kan?” Ada benarnya juga.
“lalu, sekretaris mas ikut juga?” Arion kembali menggeleng. “hari kepergian kita ke jogja bertentangan dengan hari pertunangannya, makanya saya ajak kamu.” Tiara mendadak mencebikkan bibirnya kecewa. Oh diajak jadi sekretaris cadangan doang nih?
“yasudah mas.”
Tiara tidak tahu bahwa kepergiannya ke jogja dengan Arion akan menjadi sebuah titik balik dihidupnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Setelah mengantarkan Tiara, dan menggendong Theo keatas kamar, Arion pamit kembali ke perusahaannya.
Tiara masuk ke dalam rumah, setelah mengantarkan kepergian Arion.
“Mama!” Teriak Fabian dari lantai atas, “iya bian? Kenapa? Kamu mau turun?” Fabian mengangguk.
Tiara membantu Fabian turun, dan membawanya ke atas sofa.
“Jadi gini ma, bian mau minta izin. Tapi jangan bilang-bilang papa ya. Apalagi oma.” Alis Tiara bertaut mendengar pernyataan Fabian.
“bian mau ke rumah temen. Temen bian lagi ulang tahun.” Cicit Fabian. Tiara hanya menganggukkan kepalanya.
“trus?”
“boleh ga bian kesana sendiri?” Tiara menatap bingung Fabian.
“dengan situasi kamu yang kaya gini? Mau naik apa?”
“naik sepeda motor!” Tiara sontak membentuk huruf X besar dengan kedua tangannya.
“ayo, biar tante aja yang antar. Mobil di garasi kan?” Fabian menggeleng.