Pak Indra bahkan belum memarkirkan mobilnya dengan sempurna, Tiara sudah melompat turun dari mobil.
Dengan cepat, kedua kakinya melangkah ke arah uks.
Ia masuk dengan panik, “theo..?” guru yang biasanya menjaga uks ini, langsung bangkit dan membawa Tiara menuju tempat Theo berbaring.
Theo terbaring dengan sebuah plester yang menempel di pelipis kepalanya.
Seorang anak kecil sedang duduk disisi tempat tidur Theo sembari menangis.
Ia menangis tersedu-sedu, tanpa bisa memalingkan dirinya dari Theo.
Tiara melirik anak kecil itu.
“Ma.. Maaf tante..” Cicit gadis kecil itu.
Tiara mendekatinya. “kenapa allena minta maaf?” Allena menghapus air matanya.
“gara-gara allena, theo jadi kaya gini..” Tiara terdiam. “apa yang terjadi? Bisa allena ceritakan ke tante?”
“jadi tadi allena sama theo bertengkar kecil tante, trus bu amel datang, dan marahin theo. Padahal allena yang salah karena mau ambil bukunya theo. Allena cuma mau main kok sama theo tante.. tapi kayanya allena dan theo bikin bu amel marah.” Dahi Tiara berkerut mendengar nama Amelia disebut oleh Allena.
“Emang bu amel ngapain allena?”
“bu amel dorong theo tante.. mungkin bu amel mikir theo lagi gangguin allena.. huahh maaf tante!” Tiara menggeleng. Mengusap air mata Allena, dan bangkit dari posisinya.
Baru saja Tiara menyingkap tirai ini, wajah Amelia muncul dihadapannya.
“Huhu mas.. maafin aku mas.. Aku ga ber—Eh? Mas Arion belum datang ya? Ck!” wanita itu berdecak kecewa melihat Tiara yang keluar dari balik tirai yang menutupi Theo.
Wanita itu berbalik, namun langsung tersentak mundur saat Tiara langsung mencengkram segenggam rambutnya, dan menariknya.
“Kyaa! A-apaan sihh! Sakit! Lepas!” Tiara menatap wanita ini dengan tatapan marah, dan melepaskan tangannya.
“how disgusting.” gumam Tiara sambil memandang tangannya yang tadinya menarik rambut Amelia dengan tatapan seakan-akan ia jijik dan muak.
“apaan sih lo?! Sinting ya lo!” Teriak Amelia dihadapan Tiara. Tiara menatapnya dengan tatapan tenang.
“lo lihat luka dikepala theo.” Ujar Tiara dengan suara rendah. Tiara sebagai dokter memang sadar bahwa Theo tidak begitu banyak memiliki luka. Hanya satu di atas pelipis. Dua di lutut, dan dua di siku.
Tapi sebagai seseorang yang selalu ada disisi nya Theo, dan di wajib kan menjaga Theo, satu luka pun seharusnya tidak boleh ada di permukaan kulit Theo.
“Apasih! Lebay banget! Luka dikit doang! Apa sepadan dengan lo jambak gue?!” Teriaknya dengan suara keras. Tiara tertawa. Dan menghembuskan nafasnya keatas.
Tiara mendekati Amelia, satu langkah Tiara mendekat, dua langkah Amelia memundurkan dirinya.
Sampai—
“Mas!” Amelia berseru girang saat punggungnya menabrak Arion yang ingin berjalan masuk kedalam Uks.
Wanita itu langsung beralih bersembunyi dibelakang Arion.
“Di-dia gila! Masa tadi dia jambak aku!” adu Amelia dengan nada manja. Yaampun! Tiara gedek sekali melihatnya.
“apa benar tiara?” Tanya Arion. Tiara dengan santai menganggukkan kepalanya. “dia duluan mas. Lihat theo, dia dorong theo? Bener-bener banget kan!” wanita licik itu langsung menggeleng cepat menanggapi tuduhan Tiara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mas Mahardika dan Tiara. ✔️
Narrativa generale[[E N D !]] ❝Bian ga ngadi-ngadi sih ini, tapi mau jadi mamanya bian yang official ga sih ma? Kalau papa lama banget lamarnya, biar bian aja yang ngewakilin :)❞ Tiara. Jobless, lulus dengan IPK ngos-ngosan tapi ga gitu buruk karena dia bisa jadi...