“Mama juga ga mau ninggalin kalian, tapi.. mama juga ga bisa selamanya jadi babysitter kan..?” Pernyataan Tiara membuat Fabian tersentak kaget.
“Ma..” Panggil Fabian. Membuat Tiara menoleh menatapnya, “Bian ga ngadi-ngadi sih ini, tapi mau jadi mamanya bian yang official ga sih ma? Kalau papa lama banget lamarnya, biar bian aja yang ngewakilin.” Tiara tertawa. “sembarangan ya kamu.” Sembari menepuk kecil bibir Fabian.
“Ih bian serius tau! Kalau mama beneran nikah sama papa, mama bakalan selamanya tinggal bareng bian sama theo kan? Kaya gitu lebih gampang!” Lanjut Fabian. Tiara tertawa. Sedangkan Theo yang mendengarkan kalimat Fabian bangkit dengan semangat.
“Gitu ya kak? Kalau gitu biar theo aja yang minta papa buat nikah sama mama!” Tiara menggeleng, kali ini tawanya terdengar semakin besar. “Engga gitu konsepnya sayang.. Menikah juga ga segampang yang bian pikirin.” Ujar Tiara menyentuh ujung hidung mancung Fabian. Fabian mengerucutkan bibirnya sedih.
“Harus ada persetujuan dari kedua belah pihak kan.. juga bukan hanya mama, dan papa.. oma juga terlibat.” Theo terlihat berpikir.
“Theo rasa sih oma pasti setuju kalau mama nikah sama papa!” Seru Theo penuh semangat.
Entahlah, Shella memang tidak meminta waktu untuk berbicara empat mata dengannya saat mendengar sebutan Mama keluar dari bibir Fabian dan Theo.
Tapi tetap saja, Tiara tidak tahu apakah Shella rela putra satu-satunya akan menikah dengan babysitter.
Tiara hanya tersenyum menanggapi pernyataan penuh semangat dari Theo.
“uda ah ayuk kita pergi aja. Mama ajak kalian jalan-jalan!” ujar Tiara tersenyum lebar. Melirik jam yang sudah menunjukkan pukul satu siang, pas sekali ini waktunya anak-anak makan siang. Bahkan sudah telat dari jam biasanya.
“yuhuu! Spada!” Tiara baru saja bangkit dari duduknya, suara perempuan yang terdengar nyaring itu membuat Tiara, Theo, dan Fabian serentak menolehkan kepala mereka.
“Eh?! Kamu ngapain kesini?!” Fabian bangkit dari posisinya, dan berjalan menghampiri Kayla. Wajahnya terlihat bingung.
Kayla berdecak kesal. Senyumannya yang tadinya mengembang lebar berubah menjadi ekspresi kecewa.
“emang aku gabole nyusul kamu? Kamu kan pasti bakalan lama disini!” Sebal Kayla. Tiara tersenyum. “ga boleh gitu dong bian.”
“Thanks tante. Nah, tante aja ngerti kalau aku itu ga bisa jauh-jauh dari kamu. Hehe.” Tiara sudah hapal bagaimana Kayla jika berada didepan Fabian.
Tiara masih ingat saat Fabian dirawat dirumah sakit, hampir setiap hari Kayla akan datang walaupun tidak masuk kedalam kamar rawat Fabian. Gadis itu tidak tega melihat keadaan Fabian.
Padahal Tiara sudah memintanya masuk, tapi Kayla menjawabnya dengan, “engga deh tante, ntar kalau ngeliat kayla, bian makin sakit lagi.” Hah Fabian ini benar-benar. Entah apa yang telah Fabian katakan ke Kayla, sampai gadis itu bisa punya pikiran seperti itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mas Mahardika dan Tiara. ✔️
Fiction générale[[E N D !]] ❝Bian ga ngadi-ngadi sih ini, tapi mau jadi mamanya bian yang official ga sih ma? Kalau papa lama banget lamarnya, biar bian aja yang ngewakilin :)❞ Tiara. Jobless, lulus dengan IPK ngos-ngosan tapi ga gitu buruk karena dia bisa jadi...