•Derozscar 08•

50.1K 1.8K 59
                                    

~ Renungi dan resapi. Sebanyak apa kamu melangkahi duri-duri yang hampir kamu lalui, dalam satu pijakan mata kaki. ~

- Salwa Liya Maine -

Salwa dan Hani celingak-celingukkan takut kalau disana ada orang yang melihat mereka. Salwa yang melihat-lihat barang di kantor, sedangkan Hani yang mengawasi Salwa dari luar. Mereka bingung ingin mencuri barang yang mana, karena di sana hanya ada buku-buku dan sepatu guru-guru saja.

“Han! Ini kita nyuri apaan ya?” tanya Salwa kebingungan.

“Nyolong apa aja lah, yang penting dikeluarin dari sekolah,” jawab Hani bodoh.

Salwa mengacungkan jempolnya ke atas. Ia mengambil spidol Bu Wati, dan sepatu Pak Gayo. Sesudah mengambil barang itu mereka keluar dari kantor tempat guru-guru dan berlari ke kelas.

“Lo ngapain nyolong spidol limited edition, njir!” seru Hani melototi Salwa.

“Kan, lo bilang apa aja. Yang penting dikeluarin dari sekolah. Yang gue lihat ini aja, ya udah gue ambil. Tapi gue inget spidol ini punya Bu Wati.” Salwa cengengesan dengan tampang tidak berdosa sama sekali.

Hani menepuk jidatnya, lalu ia tersenyum senang. “Gak papa lah, yang penting kita nyuri barang. Ehhh btw ini kalau kita jual harganya berapa ya?”

“Nggak tau, bisa kebeli tanah abang kayaknya.”

Mereka berdua cekikikan sambil masuk ke kelasnya. Selang beberapa menit guru yang mereka tunggu-tunggu pun akhirnya datang. Namun anehnya guru itu tidak membawa tumpukan buku membuat para murid-murid saling memandang satu sama lain.

“Anak-anak. Saya kesini hanya ingin kalian jujur! Siapa disini yang mengambil sepatu Pak Gayo!” teriak Bu Elis menatap tajam kepada murid-muridnya itu.

Hani dan Salwa berkomunikasi lewat kontak mata. Mereka takut kena sangsi atas semua ini. Namun inilah yang mereka mau, mereka ingin segera di keluarkan dari sekolah Pelita.

Tak lama kemudian Pak Gayo dengan Bu Wati masuk ke kelas Salwa dan Hani. Mereka menatap muridnya dengan tatapan tajam, bahkan mereka mirip seperti monster yang ingin melahap mereka hidup-hidup.

“Cepat mengaku! Siapa yang nyolong sepatu Bapak!”

“Dan siapa yang nyolong spidol limited edition saya. Kalian harus jujur atau saya laporkan kalian kepada polisi,” timpal Bu Wati berkacak pinggang.

Salwa dan Hani saling pandang sesaat. Lalu mereka mengangkat tangannya ke atas membuat semua murid-murid di sana menganga tak percaya. Bahkan guru-guru yang melihat pun kaget bukan maen.

Bu Wati mendekati mereka berdua dengan alisnya yang terangkat. “Kalian nyuri spidol saya?”

Pak Gayo pun ikut mendekati. “Dan apa kalian juga yang mencuri sepatu saya?”

Salwa dan Hani menunduk, lalu mereka mengangguk lesu. “IYA!”

Brakh!

Semua murid bergejolak kaget mendengar bangku yang di gebrak oleh Pak Gayo. Mereka semua memegangi dadanya yang berdetak sangat cepat. Bahkan Hani dan Salwa yang awalnya menunduk pun sekarang menatap Pak Gayo tak percaya.

DEROZSCAR [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang