~ Suatu kebohongan akan terbongkar dengan sendirinya. Begitupun hati, ia akan terbuka saat ia merasa kehilangan akan sosok berpengaruh dalam dirinya. ~
- Viola Maike Hestama -
Ketika sudah sampai di parkiran. Lebyna teringat dengan Talia yang masih berada di kantin. Gadis itu menoleh ke arah Viola untuk meminta izin sebentar.
"Kak, gue ke kantin sebentar, ya. Mau minta izin ke Tante Talia. Takut dia nyariin nanti," ucap Lebyna pelan, menghilangkan rasa lelah yang menguasai dirinya saat ini.
"Oke. Gue juga mau nelpon temen gue, buat nungguin Ibu di rumah sakit." jawabnya mengeluarkan handphone jadul miliknya.
Lebyna mengangguk, tidak menyia-nyiakan kesempatan yang ada. Gadis itu berlari ke arah kantin, mencari keberatan Talia yang tengah sibuk memilih-milih makanan.
"Tan!" panggil Lebyna menghampiri Talia.
"Loh, udah ke toiletnya?" tanya Talia ketika melihat Lebyna berlari ngos-ngosan dari ujung lorong sana.
Lebyna menggeleng. "Aku nggak jadi ke toilet, Tan. Hehe ... aku mau izin, mau keluar sebentar."
"Loh, keluar kemana? Bentar lagi adzan subuh loh. Kamu mau pulang? Biar bodyguard Kakek Faxles yang antar, ya."
Lebyna menggeleng, menolak. "Nggak, Tan. Nggak usah! Oh iya, kalau Petir udah sadar, boleh Lebyna minta tolong sama Tante?"
Talia mengernyit. "Minta tolong apa sayang?"
Lebyna tersenyum kikuk. "Hubungi Lebyna ya, Tan. Hehe ..."
Talia tersenyum, menepuk punggung Lebyna seraya menganggukkan kepalanya. "Iya, kamu hati-hati di jalan ya. Jangan lupa istirahat, mata kamu udah keliatan capek banget tau. Tante jadi takut, malah kamu nantinya yang sakit."
Lebyna hanya mampu tersenyum tipis. "Nggak bakalan lah, Tan. Kalau gitu, Lebyna duluan ya, Tan."
"Hati-hati!" peringat Talia yang langsung dipatuhi oleh Lebyna.
Usai berpamitan, Lebyna segera berlari menemui Viola yang pastinya sudah menunggu lama di parkiran. Terlihat gadis itu menggerutu kesal dengan tatapan fokus kepada handphonenya.
***
Sesampainya di kantor polisi, keduanya langsung menghampiri ruang tahanan. Terlihat ada beberapa Polisi yang memperhatikannya dari atas sampai bawah.
"Assalamualaikum, Pak."
"Wa'alaikumsalam, ada keperluan apa kalian datang subuh-subuh seperti ini?" tanya Pak Polisi bernama lengkap Aryana Maherwara. Pria paruh baya dengan wibawa ketegasannya, menatap nyalang kedua gadis yang kini terdiam membisu.
Viola menggaruk-garuk tengkuk lehernya kebingungan. "K-kami mau meminta izin untuk bertemu sebentar dengan saudara kami, yang bernama Kevin Zordanu Gantala. Apa bisa?"
"Orang tua beliau baru saja pulang dari sini. Dan sekarang kalian, ada urusan apa bertemu dengannya, subuh-subuh begini?" Dahi Aryana berkerut, memandangi kedua gadis yang berada di hadapannya dengan selidik.
"Ini darurat, Pak. Kami tidak bisa menanti-nantikan lagi," ucap Viola penuh keyakinan.
Aryana menghela napas panjang. "Baiklah, tunggu sebentar."
KAMU SEDANG MEMBACA
DEROZSCAR [TERBIT]
Teen FictionRangkaian kisah antara Lebyna dan Petir yang dipertemukan dengan berbagai alur tak terduga. Mempunyai kepribadian yang sama persis, namun sudut pandang yang berbeda. Keduanya sama-sama pandai memendam kenyataan dalam suatu dendam. Kematian dua orang...