~ Kamu tidak mengenalku, namun aku mengagumi caramu bersikap acuh kepadaku. ~
- Nazar Alfian Fonaca -
Seperti anak pelajar pada umumnya. Kini Salwa dan Hani sudah rapi dengan seragam sekolahnya. Mereka bersorak kegirangan, karena hari ini adalah hari pertama mereka masuk ke sekolah SMA Gardenia. Tempat Lebyna dan Kevin bersekolah sekarang.
Lebyna berkedip berulang-ulang kali, berharap apa yang ia lihat saat ini adalah mimpi. Namun nyatanya tidak, saat Kevin menendang betisnya sambil berujar. “Buset, ondel-ondel dari mana ini? Kok nyangkut di rumah gue?”
Salwa mendelik tajam ke arah kakak sahabatnya. “Apa lo bilang?! Ondel-ondel? Kita ini—.”
“Sutt! Cukup Wa, niat kita ke sini cuma mau ketenangan, bukan kegaduhan. Lo juga kak Kevin yang gantengnya nggak ada obat mending diem deh.” Potong Hani menutup mulut Salwa dengan tangan kanannya. Sedangkan tangan kirinya ia gunakan untuk memegang ujung roknya.
Lebyna menggembungkan pipinya, berusaha menahan tawanya agar tidak pecah dihadapan kedua sahabatnya. Lalu ia membenarkan kacamatanya yang terasa miring.
Kevin memutar bola matanya malas. “Ck, apa gunanya sih kalian tiruin gaya gue sama Lebyna?”
Salwa melepaskan tangan Hani yang masih berada di mulutnya secara kasar, berjalan mendekati Kevin guna berkomentar kepadanya. “Tentu ada gunanya lah. Karena apa? Karena gue sama Lebyna itu bestie. Bagaikan langit dan bumi yang nggak bisa dipisahkan. Jadi, mau dimana atau gimana pun kita harus sama, ya kan?”
Spontan Salwa menengok ke arah Hani, mengedipkan sebelah matanya, agar Hani mengiyakan ucapannya barusan. Hani yang tau itu pun menganggukkan kepalanya.
“Bener banget. Lagian kita emang harus nyamar jadi orang cupu, karena seingat gue minggu lalu banyak banget dari siswa SMA Gardenia yang tau identitas kita. Apalagi pas tawuran bulan lalu, lo inget nggak Na? Sama cowok yang lo siram? Dan kemungkinan besar, dia bakalan dendam sama kita-kita karena udah ganggu aksi tawuran mereka waktu itu,” cerocos Hani dengan lancarnya ia menceritakan kejadian tawuran antara SMA Gardenia dan SMA Pelita. Tempatnya bersekolah kemaren.
Prok ... prok ... prok ...
“Gila, tumben tuh otak encer.” Puji Salwa bertepuk tangan.
Sedangkan Lebyna terdiam kaku, ia tahu betul dengan kejadian tersebut. Dan sialnya Lebyna kembali mengingat Akan sosok Petir yang selama ini menghantui pikirannya.
“Ck! Udah-udah, ini udah siang banget, ntar kita telat lagi. Mending sekarang kita berangkat,” Usul Kevin menarik pergelangan tangan Lebyna untuk masuk ke dalam mobilnya diikuti oleh Salwa dan Hani dibelakangnya.
Dan pada saat itulah Lebyna tersadar akan lamunannya. “Ck, gue kenapa malah mikirin dia sih,” gumamnya dengan suara pelan.
Alhasil kedua sahabatnya maupun kakaknya tidak mendengar apa yang baru saja ia ucapkan.
****
Sesampainya di parkiran. Beberapa pasang mata menatap ke arah mereka dengan selidik. Bahkan dengan secara terang-terangan ada yang memotretnya dari ujung kaki sampai ujung kepala, Hani yang tidak enak jadi bahan sorotan siswa siswi pun hendak melangkah, melabrak mereka.
Tetapi usahanya itu gagal ketika Lebyna menahan pergelangan tangannya dengan erat. “Lo mau ngapain? Mau marahin mereka? Inget. Kita disini pura-pura jadi orang cupu ... jadi, apapun pendapat mereka tentang kita, lebih baik kita diem.”
KAMU SEDANG MEMBACA
DEROZSCAR [TERBIT]
Novela JuvenilRangkaian kisah antara Lebyna dan Petir yang dipertemukan dengan berbagai alur tak terduga. Mempunyai kepribadian yang sama persis, namun sudut pandang yang berbeda. Keduanya sama-sama pandai memendam kenyataan dalam suatu dendam. Kematian dua orang...