~ Percuma jadi ketua jalanan, kalau dirimu saja tidak mempunyai aturan moral untuk menghargai perempuan. ~
- Lebyna Bahista Gentala -
Deruman motor-motor besar menggema di seluruh penjuru jalanan. Para warga yang melihat itu hanya diam tak berani untuk memarahinya, Komplotan geng motor itu memang terbilang baik. Karena mereka sering membantu warga sekitar. Namun bila ada yang mengusiknya, mereka tak akan segan-segan untuk memberinya pelajaran. Bau asap kendaraan semakin meluap-luap, angin kencang pun datang tiba-tiba dari arah knalpot motor-motor besar mereka.
Terlihat seorang pria jangkung menatap para anggotanya yang menunduk takut. Ia menarik dasi yang berada di lehernya dan mengikatkan dasi itu di tangannya sendiri. Namun sebelum itu ia menggoreskan tangannya dengan pisau, lalu mengoleskan darahnya sendiri ke dasi tersebut. Rutinitas itu sering ia lakukan sebagai pemanasan untuk menyambut perperangan.
Derozscar. Geng motor yang di kuasai oleh Petir Govanza Faxles. Lelaki yang disegani semua orang. Lelaki dengan sejuta rahasia, lelaki pemberani berkharisma mapan dan tampan. Namun sayangnya dengan sifatnya yang urakan membuat para perempuan yang suka kepadanya mundur dengan perlahan. Banyak yang tidak tahu tentang identitas Petir yang sebenarnya. kecuali para inti Derozscar yang tau akan kehidupan kelam Petir yang sebenarnya.
Terlihat dari gayanya yang cool, Petir duduk di meja kebesarannya. Ada seorang anggotanya yang melaporkan kepada Petir bahwa ada orang yang mengeroyok temannya. Laporan dari anggotanya itu membuat Petir mengepalkan tangannya kuat. Dan hari ini, dimana harinya ia bertempur kembali.
"Tir. Kayaknya kita harus bikin strategi yang top buat itu Si bajingan," usul Aden yang di angguki Nazar.
"Gue setuju sama saran lo, kemarin aja kita sampai kecolongan 'kan? Nah, kali ini jangan lagi," timpal Nazar memperongoh sakunya mengeluarkan pisau lipat.
Mereka memang sering membawa senjata tajam sejenis parang, kapak, pisau, dan alat-alat tajam lainnya. Tujuannya hanya ingin berjaga-jaga agar dirinya bisa selamat. Tak heran jika seluruh SMA Gardenia menyangka kalau Petir adalah komplotan psycopat. Namun nyatanya, tidak sama sekali.
"Kita berangkat sekarang!" perintah Petir kepada seluruh anggotanya yang sudah siap ingin bertempur.
Suara raungan dan jeritan pun heboh di halaman sekolah SMA Gardenia. Padahal mereka hanya lewat saja, tapi mungkin kerena siswa di sana sangat alay. Ya, jadi gitu. Para anggota Derozscar mengibarkan bendera perang ke atas. Petir memimpin di depan. Dan para inti Derozscar mengikutinya dari jejeran kedua setelahnya.
Decitan motor terdengar nyaring di wilayah sekolah SMA Pelita. Ya, orang yang mengeroyok temannya adalah siswa SMA Pelita yang tak lain dan tak bukan adalah musuh bebuyutannya dari SMP kelas sembilan.
Para siswa-siswi keluar dari kelasnya masing-masing. Banyak perempuan menjerit histeris saat melihat wajah tampan dari sekolah Gardenia. Petir membuka helmnya dan melihat sekolah SMA Pelita yang cukup ramai. Namun saat dilihat rupanya memang ini adalah jam pulang sekolah. Oleh karena itu mereka berhamburan keluar kelas.
"ASSALAMUALAIKUM YA AHLI KUBUR!" teriak Oman yang baru saja melepaskan helm dari kepalanya.
"DARODOL DODOL!" teriak Dodo mengeluarkan dodol dari saku celananya. Ia berlari ke arah gerbang untuk melihat siswi perempuan yang berteriak histeris.
"WOI KOAR-KOAR. MANA YANG KATANYA JAGOAN. KOK AYAM JAGONYA KAGAK PETOK-PETOK SIH. OHH APA JANGAN-JANGAN UDAH KENA GETOK!" teriak Aden memancing kericuhan, dengan duduk bersantai di atas jok motornya sambil menghisap rokok dari tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEROZSCAR [TERBIT]
Ficção AdolescenteRangkaian kisah antara Lebyna dan Petir yang dipertemukan dengan berbagai alur tak terduga. Mempunyai kepribadian yang sama persis, namun sudut pandang yang berbeda. Keduanya sama-sama pandai memendam kenyataan dalam suatu dendam. Kematian dua orang...