•Derozscar 10•

49.9K 1.5K 33
                                    

~ Sejak bertemu denganmu hatiku resah. Jika berjauhan darimu batinku tersiksa. Aku ingin bertanya, ini perasaan apa? ~

- Petir Govanza Faxles -

“PETIR!” teriak Pak Anggi yang tengah mengajar di karidor kelas XI IPS 2 terganggu akibat Petir melemparkan sebotol bekas air minumnya untuk menghindari amukan dari Pak Handoko selaku guru keamanan yang mengontrol setiap siswa-siswi SMA Gardenia.

“Maaf Pak, nggak sengaja!” Bukan Petir yang meminta maaf, melainkan Aden. Sang laki-laki playboy yang kini mengedipkan sebelah matanya ke arah murid kelas XI IPS 2.

Semua para murid perempuan menjerit-jerit dan meneriaki nama Petir beserta teman-temannya. Terkecuali Pak Anggi yang mendengkus sebal melihat kelakuan murid bandelnya itu.

“Na ... Kayaknya gue pernah lihat dia deh, tapi dimana ya?” bisik Salwa pelan dengan pandangan yang tertuju kepada seorang lelaki jangkung yang kini berlari menuju lapangan dekat kelasnya.

Lebyna tersenyum miring, kemudian ia pun menjawab. “Petir Govanza Faxles. Kelas dua belas IPS 2 tapi sering masuk ke kelas IPA 1 saat belajar.”

“What?! Maksud lo, dia ngambil dua jurusan?” tanya Hani tidak percaya dengan jawaban Lebyna barusan.

Peletak

Salwa yang amat kesal pun menjitak puncak kepala Hani. “Yo moso ngambil dua jurusan, tak pecah nanti itu kepala.” komentarnya diiringi dengan logat Jawa yang sering ia keluarkan di waktu tertentu.

Lebyna menghela nafas panjang. “Iya maksud gue tuh dia 'kan kelas 12 IPS 2 tapi sering masuk ke kelas 12 IPA 1, nggak tau sih tujuannya apa. Tapi kata kak Kevin gitu.”

Setelah mendengarkan penjelasan dari Lebyna, keduanya pun menganggukkan kepalanya paham. Lalu setelah itu mereka memfokuskan pandangannya kembali ke Pak Anggi yang sedang menjelaskan materi pembelajaran.

Sesekali Lebyna melirik Petir yang masih setia main kejar-kejaran dengan Pak Handoko. Tanpa sadar Lebyna menggunjingkan senyuman tipis.

Dasar bandel, batin Lebyna.

Kring—

Sesuai yang diharapkan oleh para murid-murid. Kini bel istirahat sudah berbunyi, Pak Anggi pun menutup pembelajaran secara singkat, lalu keluar dari kelas XI IPS 2 diikuti oleh murid-murid lainnya.

Dan tinggallah mereka bertiga. Lebyna, Salwa dan Hani. Mereka masih sibuk merias dirinya, bukan ingin dipandang cantik. Melainkan mereka ingin tidak mau dikenali orang-orang sebab wajahnya yang menjadi selebgram di akun sosmed nya, jadi tidak heran jika nanti banyak murid-murid yang meminta foto dengannya.

“Muka gue buruk banget nggak sih? Aaa gue nggak suka muka gue jelek banget!” kesal Hani melihat wajahnya yang seperti anak gelandangan.

Salwa memanyunkan bibirnya. “Iya, tapi kita harus nyamar kayak gini dulu, biar semua orang nggak tahu kalau kita pernah ada masalah sama sekolah ini. Kalau mereka sampe tahu siapa kita sebenarnya, semuanya akan kacau.”

Lebyna menganggukkan kepalanya, menyetujui apa yang telah Salwa ucapkan barusan. “Murid-murid disini terlalu susah untuk ditebak, apalagi Petir dan teman-temannya. Menurut gue mereka paling berbahaya disini, dan sialnya gue punya masalah sama dia kalau dia tahu siapa gue sebenernya.”

DEROZSCAR [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang