•Derozscar 05•

72K 2.1K 76
                                    

~ Merasa sepi dan sendiri. Hal yang sulit untuk dihindari, ketika hati menopang luka yang belum sempat terobati. ~

- Sopiyan Charloz Sandina -

Di markas Derozscar. Hanya ada anggota inti saja. Karena semua anggota Derozscar punya kesibukan masing-masing. Tetapi yang keenam ini, entah apa kesibukan mereka. Karena yang dilihat mereka hanya tidur, makan, bermain dan tawuran. Setelah itu tidak ada kesibukan lain. Memang hidup mereka tidak bermanfaat sama sekali.

Akhir-akhir ini, entah kenapa Petir selalu memikirkan Si cupu di sekolahnya. Apa mungkin Petir suka? Atau hanya ingin mencari tahu siapa dia sebenarnya?

"Heh Tir! Lo kenapa ngelamun aja?" tanya Aden menepuk pundak Petir pelan.

Petir menoleh. "Nggak."

Dodo yang sedang makan pun ikut terheran melihatnya. "Gue tebak. Lo lagi mikirin cewek, ya 'kan?"

Petir mengedikkan bahunya acuh. Lantas ia menaiki motornya untuk pulang ke rumah. Memang sudah lama juga ia belum pulang ke rumahnya, karena saking asiknya bermain di markas.

Teman-temannya hanya bisa memperhatikannya dari kejauhan. Entah apa yang Petir pikirkan. Sehingga dia terus saja melamun. Sesaat, mereka diselimuti dengan keheningan, tetapi tiba-tiba....

"WOY ULAR-ULAR!" teriak Dodo melempar ular mainan ke arah Rohman.

"INALILAHI-TAWAKALTUALALLAH-LAHAULAWALAKUATA-ASTAGFIRULAH-YAA KARIM YA KHOBIR- YA DODOL GOBLOK!" Roman loncat-loncat di atas kursi sambil memegangi dadanya kaget.

Semua orang yang melihat ekspresi keterkejutan Rohman tertawa terbahak-bahak. Apalagi Dodo yang sedang memakan kacangnya hingga tersedak. Rohman menggeplak kepala Dodo agar menghentikan tawanya.

"Sialan lo Do, gue kira itu ular beneran!" teriak Rohman kesal dengannya. Ia memperhatikan ular mainan yang terlihat aneh.

"Ha-ha-ha. Anjir itu siluman apaan Do, kok bisa kepalanya ikan tubuhnya kacang!" tawa Aden semakin pecah. Kala melihat ular itu seperti siluman.

Dodo yang sedang memakan kacangnya pun bersuara. "Itu namanya Ular Tucang Kepalkan. Yang artinya Ular tubuh kacang berkepala ikan."

Semua teman-temannya tertawa terbahak-bahak melihat ular yang dibuat oleh Dodo. Bukan sepeti ular. Tapi mirip dengan siluman yang mereka tidak kenal.

Rohman ngakak sampai-sampai ia memukul-mukul kepala Nazar. Memang Rohman kalau mukul tidak tanggung-tanggung. Sekalinya mukul bikin orang geger otak.

"Ngakak sih ngakak. Tapi nggak usah pake mukul-mukul juga kali," cetus Nazar menatap Rohman tajam.

Rohman yang berada di sebelahnya hanya menyetir kuda. Sedangkan Nazar menatapnya dengan tatapan membunuh. Tentu saja Nazar akan marah karena yang dipukul bukan bagian kepala saja. Tetapi punggungnya pun ikut kena pukul.

"Emang ya, Ustadz Oman kalo mukul nggak pake perasaan. Si Nazar aja sampe cemberut gitu," celetuk Aden mengompori Nazar.

"Pake perasaan? Emangnya elo yang selalu pake perasaan ke semua cewek. Cih!" balas Rohman berdecih.

Tiba-tiba suasana hening. Aden yang tidak terima pun menatap Rohman dengan tatapan membunuh.

Kira-kira seperti inilah ekspresinya.

Rohman. Merasakan Aden akan murka sedetik lagi. Tanpa aba-aba ia langsung melarikan diri. Menghindari amukan Aden yang ingin mencincang Rohman hidup-hidup.

"OMAN! PULANG NANTI, GUE HABISIN BENSIN LO!"

Ancam Aden yang membuat Rohman menghentikan langkahnya. Ya, motor Rohman memang dipakai oleh Aden selama seminggu karena ia telat membayar hutang. Kalau sekolah pun mereka selalu berangkat bersama. Namun sekarang Aden Akan menghabiskan bensinnya. Dan lebih parahnya pasti Rohman tidak akan mendapatkan tebengan dari teman-temannya.

DEROZSCAR [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang