•Derozscar 41•

13K 750 100
                                    

~ Apabila aku diam saat kamu membicarakan kejelekanku. Disaat itulah, hatiku mulai runtuh. ~

- Kevin Zordanu Gentala -

Hari libur adalah hari paling indah untuk para siswa-siswi yang bersekolah. Namun hal itu tidak berlaku untuk Lebyna yang tengah gabut sendirian di dalam kamarnya. Hanya bengong, tanpa berminat keluar rumah untuk menikmati hari weekend nya.

Tok!

Tok!

“Masuk aja, pintunya nggak dikunci, kok!” teriak Lebyna dari dalam kamarnya.

Ternyata Kakaknya. Kevin, laki-laki itu berjalan mendekati Lebyna yang sibuk memainkan handphonenya dengan raut wajah cemberut.

“Semalem lo tidur di markas Derozscar?” tanya Kevin sontak membuat Lebyna terdiam membisu.

Gadis itu menoleh ke samping, tepat pada wajah Kevin yang menunggu jawaban darinya. “I-iya, emang kenapa?”

“Bagus.”

“Hah?!” beo Lebyna tidak mengerti.

Kevin mengacak rambut Adiknya gemas. “Bagus, gue suka gaya lo. Terus deketin Petir, dan cari kelemahan dia.”

Lebyna mematung mendengarnya. “B-bang gue—.”

“Lo bisa liat ini.” Tunjuk Kevin pada pelipisnya yang memiliki bekas luka, “Ini,” selanjutnya turun ke pipi, “Dan ini.” Terakhir ia menunjukkan lengannya yang tersayat.

“Lo tawuran lagi?” Lebyna menggeleng-gelengkan kepalanya, tidak habis pikir dengan semua lelaki yang selalu berada di dekatnya. Ya, memang benar, laki-laki yang selalu dekat dengannya mempunyai hobi berantem setiap saat. Dan Lebyna teramat lelah untuk menanggapi kejadian yang serupa. Berkelahi lagi, lagi, dan lagi.

Kevin mengangguk. “Ini ulah Petir.”

Lebyna memutar bola matanya malas. “Terus kalau lo bonyok kaya gini, apa urusannya sama gue?”

Kevin mendengkus. “Lo nggak kasihan sama gue, gitu?”

“Kasihan sih, kasihan banget malahan. Udah babak belur, nggak ada yang perhatian lagi,” ejek Lebyna membekap mulutnya keceplosan.

Kevin menghela napasnya panjang. “Terserah deh, lo mau bilang apa. Intinya jangan kasih kendor buat Petir terlena sama lo.”

Lebyna terdiam, hingga akhirnya ia menundukkan kepalanya. “Gue nggak bisa, Bang.”

Kevin menatap Lebyna kaget. “Maksud lo?”

Lebyna mengigit bibir bawahnya gelisah. Ingin jujur takut salah, ingin bohong pun tidak bisa.

“Gue nggak mau ikut permainan lo, Bang. Gue capek main kejar-kejaran mulu sama dia. Gue nyerah, Bang. Gue nggak bisa,” lirih Lebyna menundukkan kepalanya pasrah.

Kevin bangkit dari duduknya dengan ekspresi terkejut, ia pun mengacak rambutnya frustasi. “Kenapa tiba-tiba lo nyerah kayak gini? Ohh, gue tau, lo udah dihasut 'kan sama cowok brengsek itu?”

“Jaga ucapan lo, Bang!” sentak Lebyna meninggikan suaranya.

Kevin terkekeh. “Oh, sekarang lo makin belain Petir. Udah dikasih apa lo sama dia?”

DEROZSCAR [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang