Namiloka (2)

34.7K 297 9
                                    

Matahari mulai terbenam saat ratu Almira mulai mendapatkan kembali kesadarannya setelah tak sadarkan diri akibat kelelahan menahan sakit. Ia mengerjapkan mata perlahan menyesuaikan cahaya yg masuk ke mata nya.

Dengan suara pelan Ratu Almira memanggil Asih, dayang kepercayaannya sejak masih gadis. Asih yang berjaga di samping sang ratu langsung sigap menghampiri majikan dan membantu wanita hamil itu untuk bersandar di kepala ranjang.

Almira sedang menghabiskan air minum yg disodorkan Asih kepadanya saat Aksara memasuki kamar mereka.

"Sayang, apa masih sakit? " tanya Aksara yang langsung mengambil posisi disamping istrinya dsn dan menggeser posisi Asih.

" Tidak. Aku baik-baik saja Sayang. " jawab Almira sambil memegang tangan Askara yg ada di wajah nya.

Askara tersenyum lega melihat Almira yang sudah tidak kesakitan.

" Asih, kamu boleh keluar. Almira biar saya yg urus. "

Asih mengangguk kemudian undur diri meninggalkan sepasang suami istri itu. Sepeninggalan Asih, Askara langsung ikut  bersandar di ranjang bersama Almira. Tangan kiri Askara melingkari di bahu Almira sambil mengarahkan kepala wanita itu untuk bersandar di dadanya, sedangkan tangan kanan nya berada di atas perut hamil Almira, tempat favorite Askara.

Semenjak kehamilan Almira membesar, Askara sangat suka meletakkan tangannya di atas perut wanita itu karena bayinya akan merespon setiap sentuhannya denga tendang halus, walau terkadang kelewat antusias yg membuat sang ibu meringis ngilu.

"Hai baby, jangan kencang-kencang menendangnya. Nanti ibumu kesakitan. " ujar Askara saat sentuhannya mendapat respon antusias dari anaknya yg menimbulkan ringisan kecil dari Almira.

"Sssh...  Dia selalu antusias setiap kamu sentuh."

"Dia tahu Ayahnya di sini. Sebenernya aku ingin segera memeluknya. Tapi apa daya kita harus melakukan perjalanan jauh dan menunda kelahirannya. "

" Sabarlah sayang. Ini tidak akan lama. Setibanya di istana timur dia akan segera lahir dan kamu bisa memeluknya sepuas hati. "

" Ya tentu saja. Sabar sebentar ya sayang. " kata Askara sambil menunduk mencium perut bulat Almira yang dibalas dengan tendangan kecil tepat di tempat kecupan Askara.

*

Pagi hari ini adalah jadwal pemeriksan kesehatan Almira dan jabang bayi sebelum mereka melakukan perjalanan. Mereka akan berangkat ke timur hari ini juga.

Tabib istana memeriksa denyut nadi dan keadaan perut Almira dengan menekannyaa sedikit sehingga menimbulkan ringisan tipis di wajah cantik Almira akibat ngilu.

"Kondisi Ratu Almira dan bayinya sehat Yang Mulia."

"Bagus. Berapa lama kita bisa menunda kelahirannya? "

" Menurut perkiraan saya, kita bisa menunda sekitar 4 sampai 5 minggu. Saat ini kandungan Ratu mencapai usia 41 minggu. Di usia 45 minggu, mungkin Ratu mulai akan merasakan kontraksi. "

"Perjalanan kita akan menempuh waktu 2 sampai 3 minggu. Itu artinya Almira akan melahirkan setelah kita tiba di istana timur, benarkan?"

"Benar, Yang Mulia."

"Apa aku masih boleh menyetubuhi Almira? "

" Askara! " teriak Almira memperingatkan suaminya itu sambil memukul pelan tanga Askara

" Itu penting ditanyakan sayang. Karena aku tidak mungkin menahan hasrat selama diperjalanan. Menyetubuhi kamu saat perutmu membesar berisi anakku itu sangay menggairahkan. Kamu sangat seksi sayang dengan perut itu. "

Askara&Almira's StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang