Our CEO (2)

11.1K 168 6
                                    

Seharian ini Almira sibuk mengurus pekerjaannya. Perusahaan milik Askara tengah membuka tender untuk mencari perusahaan periklanan terbaik yang dapat mempromosikan perumahan yang baru mereka bangun. Dan perusahaan Almira tentu saja berniat untuk mengikuti tender itu.

Tim terbaik di perusahaan Almira tengah berupaya menyiapkan semua bahan yang dibutuhkan untuk presentasi di hadapan Askara. Presentasi itu akan diadakan 10 hari lagi. Mengingat penting ya proyek ini, maka Almira sendiri yang akan melakukan presentasi itu.

Karena terlalu sibuk bekerja, Almira pun lupa mengisi perutnya. Tanpa diduga kiriman makan malam untuknya dengan sepucuk surat manis.

Aku tahu kamu sibuk. Tapi jangan sampai lupa makan.
Aku belikan makanan kesukaanmu.
Habiskan. Aku tak ingin kamu jatuh sakit hingga tak bisa presentasi di hadapanku.
Ingat, harus kamu yang presentasi jika ingin memenangkan tender ini.
I love you
Askara

Hati Almira langsung bertabur bunga menerima pesan manis dari Askara itu. Sebenernya Almira pun sudah jatuh hati pada Askara. Siapa pula yang tidak jatuh hati pada sosok tampan seperti Askara. Tapi Almira masih takut berkomitmen, makanya ia belum mau menerima lamaran Askara.

Tanpa pikir panjang, Almira pun melahap makanan yang dikirimkan Askara. Terakhir kali Almira makan adalah tadi pagi, sepotong roti dan susu yang Askara siapkan. Tentu saja ia sekarang merasa lapar. Almira mengabiskan makanannya tanpa sisa. Almira tidak sadar bahwa Askara memasukkan obat dalam makanannya.

*

"Hoek Hoek Hoek..."

Almira terbangun dengan rasa mual yang amat sangat. Ia hanya bisa berjongkok di depan toilet untuk mengeluarkan seluruh isi perutnya. Setelah rasa mualnya mereda, pelan-pelan Almira berjalan kembali ke kasurnya

Kriiing Kriiing...

"Ya..."

"Good morning honey..."

"Morning As..."

"Kenapa suaramu terdengar lemas sekali? Kamu sakit?"

"Entah lah. Kepalaku pusing, perutku mual. Sepertinya aku masuk angin karena semalam bekerja lembur."

"Mau ku antar ke dokter?"

"Tidak. Aku mau tidur sebentar, mungkin siang nanti baru ke kantor."

"OK. Istirahat lah sayang. Hubungi aku jika butuh sesuatu."

"OK."

Almira memutuskan sambungan teleponnya dengan Askara kemudian kembali merebahkan diri. Ia berharap dengan tidur, pusing dan mualnya akan sembuh.

Di seberang sana, Askara tersenyum puas mendengar kondisi Almira. Jika dilihat dari penuturan Almira tadi, itu adalah indikasi keberhasilan rencananya. Tinggal menunggu waktu presentasi tiba.

*

Sudah beberapa hari ini Almira merasa pusing dan mual tiap pagi hari. Ia juga merasakan ada perubahan di tubuhnya. Payudaranya terasa membesar dan penuh. Begitu pula perutnya. Perut Almira yang tadinya rata, kini membuncit.

Selama pusing dan mual itu datang meenyerang Almira, wanita itu memutuskan untuk melakukan pekerjaannya dari rumah dan membiarkan sisanya diurus oleh staffnya. Tapi hari ini terpaksa ia harus bertemu klien. Klien ini adalah klien penting, bahkan pertemuan ini sudah dijadwalkan jauh-jauh hari. Oleh karena itu tidak mungkin lagi untuk diundur.

Almira tengah memilah-milah pakaiannya. Beberapa pakaiannya sudah tidak muat lagi di tubuhnya, terutama di bagian dada dan perut.

"Kenapa aku menggemuk ya? Padahal beberapa hari ini aku susah makan karena terus mual dan muntah." pikir Almira penasaran.

Askara&Almira's StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang