Warewolf (2)

12.5K 158 0
                                    

"Aakkh... Perutku sakiiit..."

Askara yang melihat istrinya tiba-tiba merintih kesakitan langsung refleks menggendong Almira ke kamar mereka dan merebahkannya di atas ranjang. Ini merupakan pengalaman pertama mereka menghadapi wanita hamil tua seperti ini. Mereka tidak punya pengalaman apapun tentang hal itu.

Kebingungan jelas meliputi keduanya, apalagi Almira merasakan perutnya yang makin sakit. Askara pun memutuskan memanggil Asih, bidan yang akan membantu kelahiran anak mereka. Tak lama kemudian, wanita paruh baya itu pun tiba.

Asih pun segera melakukan beberapa pemeriksaan untuk mengetahui kondisi Almira. Asih menekuk kedua kaki Almira dan membukanya. Dia memeriksa jalan lahir Almira karena ada rembesan air ketuban yang keluar.

"Air ketuban nyonya pecah. Jalan lahirnya juga sudah mulai terbuka sekitar 3 centi meter."

"Tapi malam ini belum bulan purnama. Almira tidak bisa melahirkan sekarang."

"Ya, tuan. Saya tahu itu. Saya akan mencoba memberikan ramuan tradisional untuk memperlambat proses."

Asih pun segera pergi dari kamar Almira menuju ke arah dapur untuk membuat ramuan supaya dapat memperlambat proses pembukaan Almira. Sepeninggalan Asih, Askara duduk di tepi ranjang dan pengelus kepala Almira yang sudah dibanjiri peluh.

"Apakah masih sakit?"

"Hmm... Seperti diremas dari dalam" jawab Almira sambil mengelus perut besarnya

Mendengar keluhan Almira, Askara pun ikut mengelus perut besar Almira dengan tangannya yang lain. Kram di perutnya berangsur-angsur mereda.

"Aku mau duduk."

"Ayo aku bantu."

Askara membantu Almira untuk duduk bersandar di kepala ranjang. Setelah memastikan posisi istrinya sudah nyaman, dia pun kembali ikut duduk di samping istrinya. Beberapa saat kemudian Asih kembali dengan segelas minuman tradisional yang diyakini mampu memperlambat proses pembukaan.

Belum sempat Almira meminum ramuan itu, kontraksinya datang lagi. Dia membungkuk memeluk perutnya dengan sebelah tangan sebelah tangan yang lain meremas tangan sang suami. Askara yang mendapati Almira kembali kesakitan mengelus punggung wanita hamil itu berharap rasa sakitnya dapat bekurang.

Kontraksi itu berlangsung tidak terlalu lama. Setelah kontraksinya berlalu, Almira kembali bersandar di kepala ranjang. Dan dengan dibantu oleh Askara dia meminum ramuan buatan Asih.  Almira mulai memejamkan matanya, tenaganya habis setelah pagi tadi harus melayani nafsu suaminya disusul dengan kontraksi yang datang meremas perutnya.

Almira sempat terlelap selama beberapa jam. Setelah Almira terbangun, Asih kembali memeriksa kondisi Almira.

"Air ketuban nyonya masih merembes tapi alirannya sudah mengecil. Saya rasa bayinya masih bisa bertahan beberapa hari lagi sampai bulan purnama muncul. Tapi nyonya harus banyak istirahat tidak boleh banyak bergerak supaya air ketubannya tidak makin deras."

"Lakukan yang terbaik untuk Almira dan anak kami." ucap Askara tegas.

"Baik tuan."

"Satu lagi. Aku rasa lebih baik kamu tetap tinggal di sini sampai waktu Almira melahirkan. Aku tidak mau kondisi Almira diketahui anggota pack lainnya dan membuat kehebohan."

"Saya mengerti tuan."

*

Semalaman tidur Almira tidak bisa tenang. Beberapa kali ia diserang rasa sakit akibat kontraksi. Memang rasa sakitnya tidak bertahan terlalu lama, tapi itu cukup untuk membuatnya terbangun dari tidur.

Askara&Almira's StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang