ANTARES (3)

15.6K 193 3
                                    

Bab Antares (1) masih kurang 1 vote nya tapi karena bab Antares (2) udah 60++ aku update deh...
Buat temen2 yg belum vote bab bab sebelumnya vote juga ya di sana...

Happy reading..

Tiga bulan kemudian

Waktu berjalan dengan cepat. Saat ini Askara, Almira dan Ares ada di Filipina untuk melakukan di cabang terakhir yang perlu dikunjungi. Tak lama lagi mereka akan kembali ke tanah air. Dengan bersusah payah, Askara akhirnya berhasil mengatasi krisis di cabang Vietnam dan Filipina , sebentar lagi cabang Kamboja pun akan menyusul bangkit dari krisis.

Almira menghabiskan waktunya dengan bermain bersama Ares yang sudah mulai bisa menanggapi interaksi dengan orang lain. Bayi itu sudah bisa mengeluarkan suara-suara menggemaskan saat diajak bicara orang lain.

"Bentar lagi kita bisa pulang ke Indonesia. Ares seneng ga? "

Bayi itu menjawab dengan bahasa bayi yang tidak Almira mengerti tapi mengundang gemas.

"Bentar lagi adiknya Ares lahir. Nanti disayang ya adiknya."

Ares tertawa memandang wajah ibunya itu. Tak sanggup menahan gemas, Almira menghujani sekujur tubuh bayi gembul itu dengan ciuman. Suara tawa Ares pun membahana.

Askara yang baru pulang dari kantor disambut dengan lengkingan suara tawa bayi. Dia pun melepas jasnya dan meletakkannya di sofa kemudian berjalan ke dalam kamar mandi untuk mencuci tangan sebelum menghampiri istri dan anaknya di ranjang.

"Eh, papi pulang... " sapa Almira saat melihat Askara berbaring di samping Ares

" Kok aku ga denger kamu buka pinfu sayang? "

" Kamu lagi asik main sama Kak Ares sih. Makanya papinya pulang ga tau. "

" Papi mandi gih. Abis itu kita makan malam. Mami buat ayam goreng lengkuas sama sambel terasi. "

" Hmm... Sepertinya enak.. Oke. Papi mandi dulu. " Askara mencium anak dan istrinya bergantian kemudian beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Almira membawa Ares keluar kamar dan meletakkan bayi itu di bouncer yang ada di ruang tv. Dia menyiapkan makan malam sambil mengawasi Ares dari dapur.

Selesai denga semua masakannya, Almira membawa masakannya itu ke meja makan. Perutnya yang sudah sangat besar membuatnya sedikit kesulitan. Melihat hal itu Askara yang telah selesai mandi menyuruh Almira duduk saja dan dia yang akan menyelesaikan sisanya.

Setelah semuanya tertata di meja makan, mereka pun mulai makan malam.

"Gimana sayang? Enak? "

"Masakan kamu tuh selalu enak."

"Bisa aja. Abisin ya sayang. "

" Hm. Oh iya sayang. Akhir minggu ini kita udah bisa pulang ke Indonesia. "

" Akhirnya... "

" Seneng banget istriku ini? "

" Aku udah kangen banget pengen pulang."

"Besok akan ada orang dari kantor cabang ke sini untuk bantuin kamu packing. "

" Aku bisa sendiri sih sebenarnya. "

" Jangan sayang. Perut kamu udah gede banget. Aku ga tega kalo kamu harus berbenah sendirian belum lagi harus jaga Ares. "

"Makasi ya sayang."

*

Keesokan harinya, orang yang membantu Almira mengemas barang-barang yang akan dibawa kembali ke Indonesia datang ke apartemen mereka. Orang yang diutus kantor cabang ini mahir berbicara bahasa Inggris, sehingga  memudahkan Almira berkomunikasi dengannya.

Askara&Almira's StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang