Laboratory (2)

19.9K 184 7
                                    

Pagi ini, rencananya Almira akan mendapatkan suntikan penguat itu. Setelah menghabiskan infus untuk penguat dinding rahim serta menunggu reaksinya semalaman, kini Damar dan Asih akan memeriksa hasil kerja obat itu pada dinding rahim Almira.

Asih yang pertama melakukan pemeriksaan pada Almira dengan cara tradisional, yaitu dengan menekan perut Almira  di beberapa titik.

"Ssshhh... "

" Sakit? "

"Nggak. Cuma ngilu. Anak kamu nendang kenceng. Mungkin dia mau unjuk kekuatan ke tante Asih."

Asih terkekeh kecil mendengar candaan Almira.

"Iya nie... Kuat banget ya nak... " ucap Asih sambil mengusap gemas perut buncit Almira.

" Dinding rahim Almira sudah semakin kuat. Obatnya bekerja dengan baik. "

Setelah mengatakan pemeriksaannya, Asih menyingkir untuk memberi tempat pada Damar untuk memulai pemeriksaan. Damar memasang 5 alat detektor di sekeliling perut hamil Almira. Kemudian dia memantau hasil deteksi alat yang dipasangnya melalui monitor di hadapannya.

"Hasilnya bagus. Dinding rahim Almira sudah cukup kuat untuk meredam kontraksi yang mungkin muncul akibat proses pemberian kekuatan pada bayi dalam kandungannya. "

Damar memasang contraction belt mengelilingi perut Almira yang tidak di lapisi kain apapun. Sejak awal pemeriksaan, gaun rumahan Almira sudah disingkap ke dadanya sehingga menampilkan perut hamil Almira tanpa penghalang apapun. Bagian bawah tubuhnya ditutupi selembar selimut.

"Siap, Almira? Kita akan menyuntikkan serumnya sekarang. "

Setelah mendapat persetujuan melalui anggukan Almira, Damar mengambil 1 ampul serum itu dan memasukkannya ke dalam suntikan.

" Tarik nafas, Al. Tahan... Hembusan perlahan. Ok. Selesai. " ucap Damar sambil mengusap dengan alcohol swab tempat bekas suntikannya tadi di perut Almira.

" Sekarang istirahatlah. Asih... " Damar mengajak Asih keluar meninggalkan sepasang suami isteri itu.

" Apa ada yang sakit? " tanya Askara mengkhawatirkan kondisi Almira

" Enggak. Kami baik-baik saja. "

*

" Aaah... Huh huh huh.. "

Almira mulai merasakan gerak bayinya jauh lebih kuat dari biasanya setelah 12 jam pasca penyuntik obat penguat janinnya.

" Asih, dimana letak punggung bayinya? Aku perlu mencapai tulang belakangnya untuk melihatnya seberapa jauh penguatan sel dalam janinnya. " tanya Damar yang sudah bersiap dengan alat detektor di samping Almira.

Asih dengan sigap segera menggagahi kedua paha Almira. Dia memijat perut Almira, untuk menemukan punggung bayinya.

" Aaarghh... " jerit Almira kesakitan saat Asih memberikan tekan ringan pada perutnya yang tegang.

" Sebelah sini. " Asih menunjuk perut sebelah kiri Almira sebagai tempat punggung sang bayi.

Damar menyiapkan sebuah alat yang berbentuk mirip jarum suntikan  dalam ukuran yang sangat panjang. Damar menusukkan jarum panjang itu ke bagian perut Almira yang ditunjukkan Asih tadi. Jarum itu menusuk sangat dalam perut Almira menembus rahimnya sampai ke punggung bayi dalam kandungannya. Damar perlu mengambil sample sel tulang belakang sang bayi untuk melihat seberapa jauh serum itu bekerja memperkuat setiap jaringan DNA dan sel jabang bayi.

"Aaaaaahhh aaaaahhh... " Almira berteriak kesakitan karena bayi dalam kandungannya menlonjak akibat merasa terganggu dengan jarum panjanng yang menusuk punggungnya.

Askara&Almira's StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang