Kudeta (2)

11.9K 194 1
                                    

Tak terasa kandungan Almira sudah masuk ke minggu ke 40. Tak lama lagi bayi dalam kandungannya akan lahir. Perut Almira sudah sangat membesar dan mulai turun. Beberapa kali ia juga sudah merasakan kontraksi-kontraksi palsu.

Malam ini Askara kembali ke kediaman mereka bersama dengan perempuan penghibur dalam keadaan mabuk. Sejak malam pernikahan mereka Askara sudah beberapa kali mabuk bersama wanita penghibur.

Askara mengajak wanita penghibur itu masuk ke dalam kamar pribadinya. Dia tahu Almira ada di dalam situ, Askara melakukan itu hanya untuk menyakiti hati Almira. Dia memaksa Almira untuk melihat secara langsung bagaimana dia bermesraan dengan wanita penghibur.

Almira sedang berbaring di ranjang saat Askara datang bersama perempuan seksi itu. Pria itu duduk di sofa dekat ranjang sambil memangku wanita penghibur yang entah siapa namanya. Almira yang sempat tertidur sebentar setelah kram di perutnya mereda pun terbangun akibat desahan yang dibuat wanita yang ada di atas pangkuan Askara.

Tapi entah apa yang terjadi pada tubuhnya, Askara hanya bisa sampai ke tahap bermesraan saja. Dia tidak bisa bersetubuh dengan wanita lain selain Almira. Maka jadilah Askara mengusir wanita penghibur itu dan memaksa Almira untuk menuntaskan hasratnya.

Wanita dengan perutnya yang sudah bulat sempurna itu terlentang  di tepi ranjang. Askara membuka lebar kedua kaki Almira dan menempatkan dirinya di antara kedua kaki Almira. Kejantanan Askara sudah dalam kondisi siap tempur. Askara menarik kaki jenjang Almira untuk dilingkarkan di pinggulnya.

"Askara... Jangan... Aku sudah akan melahirkan..."

"Aku tidak peduli."

Askara mendesakkan kejantanan ke dalam vagina Almira. Rasanya sungguh tak nyaman. Wanita itu sejak pagi sudah merasakan beberapa kali kontraksi, dan penetrasi Askara kali ini membuat perutkan kembali berkontraksi.

"Aakkh... Askara... Perutku sakit... Ssshhh aah.. " kata Almira sambil memegangi bagian bawah perutnya yang terasa begitu tegang.

Askara masih tidak mempedulikan keluhan wanita di hadapannya itu. Dia masih terus menggerakkan panggul untuk menggempur organ kewanitaan Almira. Perut Almira terasa begitu tegang. Bayinya bergerak gelisah.

" Aakkh... Sakit Askara... Berhenti..."

Plash

Air mengalir dari antara kedua kaki Almira. Air ketuban Almira pecah, tanda wanita itu akan segera melahirkan. Keduanya sama-sama terkejut. Askara langsung menarik miliknya dari dalam Almira. Dia langsung berpakaian seadanya dan memeritahkan penjaga yang ada di depan pintu untuk memanggil bidan yang akan membantu Almira melahirkan.

Sambil menunggu bidan datang, Askara membantu Almira sedikit merapikan diri dan bersandar di kepala ranjang. Kontraksi yang dialami Almira makin parah dan bertubi-tubi. Askara duduk di hadapan wanita itu. Dia merelakan sebelah tangannya diremas Almira sebagai pelampiasan rasa sakit wanita itu.

"Eemmhh... Ssshhh.. Huh.. Huh.. Huh..." Almira coba mengatur nafasnya untuk mengurangi rasa sakit akibat bayinya berusaha mecari jalan keluar dari rahimnya.

"Tahan Almira, bidan akan segera datang." ucap Askara sambil mengelus perut besar Almira

Entah mengapa, Askara selalu merasa tenang saat mengelus perut hamil Almira. Biasanya Askara akan melakukan hal itu saat Almira telah terlelap.

"Uuugh ... Sakit..."

Tak lama kemudian bidan pun datang. Bidan wanita itu meminta Almira berbaring dan membuka lebar kakinya untuk dapat dengan mudah diperiksa besar pembukaan jalan lahirnya. Bidan itu memasukkan dua jarinya untuk mengukur seberapa lebar pembuka Almira.

Askara&Almira's StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang