Jealousy (1)

12K 153 11
                                    

"Aakkh... Aska, sakit..."

Askara tidak mempedulikan jeritan Almira. Dia terus menyeret Almira masuk ke dalam apartment-nya. Sambil memegangi perutnya yang membesar akibat kehamilannya yang memasuki minggu ke 35, Almira berusaha mengimbangi langkah pria yang terus menyeretnya itu.

Almira dan Askara merupakan sepasang sahabat dari kecil. Mereka berasal dari panti asuhan yang sama. Nasib Askara lebih beruntung daripada Almira karena pada saat remaja dia diadopsi oleh sepasang suami istri yang tidak memiliki anak. Mereka membawa Askara pindah ke ibukota.

Meskipun terpisah jarak, Askara dan Almira tetap saling berhubungan. Hingga pada saat dewasa, Almira memutuskan untuk keluar dari panti asuhan dan merantau ke ibukota. Dengan bantuan Askara dan keluarganya, Almira berhasil bertahan hidup di ibukota yang kejam. Seiring berjalannya waktu, benih-benih cinta antara Almira dan Askara pun tumbuh subur. Beruntung hubungan asmara keduanya direstui orang tua angkat Askara. Askara dan Almira pun menikah setahun yang lalu.

Mereka hidup bahagia sebagai sepasang suami istri. Tak menunggu waktu lama, hanya butuh beberapa bulan hingga Almira dinyatakan hamil. Berita itu disambut bahagia oleh keluarga angkat Askara, kecuali Lirna, keponakan ibu Askara yang ternyata diam-diam mempunyai perasaan lebih pada pria itu.

Kehidupan pernikahan Askara dan Almira berjalan lancar dan bahagia sampai saat Lirna membawa sebuah foto yang menampilkan Almira bersama seorang laki-laki lain. Hal itu membuat Askara dibakar api cemburu. Sejak saat itu sikap Askara berubah. Tidak ada lagi Askara yang lembut dan penuh kasih. Askara berubah menjadi pemarah dan kasar.

Askara mendorong Almira masuk ke dalam kamar mereka hingga ibu hamil itu terduduk di tepi ranjang besar mereka. Dia lalu melemparkan beberapa lembar foto pada istrinya itu. Foto itu diambil dengan angle yang menampilkan seolah-olah Almira dan laki-laki itu sedang berciuman.

"Jadi itu yang selama ini kamu lakukan di butik?! Bermesraan dengan laki-laki lain sedangkan suamimu berjuang untuk menafkahimu?!"

"Askara, kamu salah paham. Ini tidak seperti yang kamu pikirkan.."

"Lalu seperti apa hah?!"

"Aku tidak melakukan apa-apa As.."

"Tidak melakukan apa-apa?! Jelas-jelas kalian berciuman!"

"Aku tidak tau siapa dia. Tiba-tiba saja dia datang ke butik dan berniat untuk menciumku."

"Jadi kamu berciuman dengan lelaki yang tidak kamu kenal?! Aku tidak menyangka kamu se-jalang itu Almira."

"Askara... Dia memang berniat menciumku, tapi aku menghindar."

"Bohong! Ini terlihat jelas kalian berciuman!"

"Itu karena fotonya diambil dari belakang laki-laki itu."

"Kamu kira aku bodoh!"

Askara yang diliputi rasa cemburu dan marah, langsung mendorong Almira hingga terlentang di atas ranjang mereka. Dia membuka lebar kedua paha Almira dan menyobek celana dalam yang dikenakannya. Tanpa basa-basi Askara memasukkan kejantanannya ke dalam lubang Almira yang masih kering.

"Aakkh... Askara... Sakiit.."

Askara tak menghiraukan jerit kesakitan Almira dia terus memasuki Almira tanpa henti. Dia menggerakkan tubuhnya di atas Almira.

"Dengar, kamu hanya milikku, selamanya milikku Almira."

Askara menghentakkan miliknya dengan kasar. Dia seakan tak peduli dengan keadaan Almira yang sedang mengandung anak mereka. Dia terus menghentak, meskipun hal itu membuatnya menekan perut buncit Almira.

Askara&Almira's StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang