Kudeta (1)

12.1K 162 10
                                    

"Almira.. Larilah..."

"Tapi Arseno..."

"Cepatlah... Askara dan pasukannya akan segera tiba."

"Tapi..."

Brak

Pintu ruangan itu terbuka. Tampaklah Askara dengan gagah berdiri di ambang pintu. Matanya menyala penuh emosi melihat tautan tangan kakaknya, Arseno, dan Almira, mantan kekasihnya.

"Kalian menjijikkan. Bagaimana bisa seorang kakak menikahi kekasih adiknya yang sedang pergi berperang demi negaranya?"

"Askara, aku bisa jelaskan..."

"Diam kau jalang! Wanita jalang yang hanya mengincar harta dan tahta tak pantas berbicara padaku."

Pria itu pun menatap sang kakak dengan penuh kebencian. Askara menghunuskan pedangnya ke arah Arseno

"Kita buktikan siapa yang paling hebat di sini!"

"Askara, jangan..." Almira mengiba

"Diam!"

"Almira, tak apa. Mundur."

Arseno meminta wanita yang tengah hamil 7 bulan itu menjauh darinya. Dengan tatapan teduh, dia menatap adik kesayangan itu.

"Aku terima tantanganmu. Asal, kau berjanji tidak akan menyakiti Almira dan bayi dalam kandungannya."

"Cih! Romantis sekali. Ternyata sudah sebesar itu cintamu pada jalang bekasku. Jangan-jangan sudah sedari lama kau mencintai jalang itu..."

"Askara! Berhenti menyebut Almira jalang."

"Hahahaha... Jangan banyak bicara kau! Lawan aku!"

Bunyi denting pedang yang saling beradu memenuhi ruangan itu. Askara yang merupakan panglima utama kerajaan memimpin pertarungan itu. Sejak kecil Arseno memang dididik untuk memimpin kerajaan secara politik. Dia tidak setrampil sang adik yang memang dipersiapkan untuk memimpin pasukan perang kerajaan.

Keterampilan Askara dalam beradu pedang membuat Arseno makin terdesak. Dia tahu sang adik berusaha serius untuk membunuhnya dikarenakan cemburu dan sakit hati.

Enam bulan yang lalu, Askara dan pasukannya dikirim ke medan perang di perbatasan untuk menaklukkan pemberontak di sana. Tapi 3 bulan berselang setelah keberangkatan Askara, sang raja, Arseno mendapat kabar kematian Askara di medan perang.

Selama lebih dari sebulan Arseno mengerahkan segenap kekuatan untuk mencari keberadaan adiknya. Namun Askara tidak ditemukan dimanapun. Dalam keadaan yang kalut, Almira datang dengan perut sedikit membuncit menanyakan kabar sang kekasih, Askara.

Wanita yang telah bertahun-tahun menjadi kekasih Askara itu datang dalam kondisi hamil. Ternyata sebelum ke medan perang, Askara menitipkan benihnya dalam rahim Almira tanpa ia sadari. Arseno tak ingin keturunan adiknya lahir dalam status yang tidak jelas. Dia pun akhirnya segera menikahi Almira.

Setelah 2 bulan Arseno menikahi Almira, Askara muncul kembali. Mengetahui pernikahan Arseno dan Almira, Askara marah besar. Dia merasa dikhianati oleh kakak dan kekasihnya, apalagi melihat kondisi Almira yang tengah hamil besar. Entah hasutan dari mana, Askara memutuskan untuk mengkudeta Arseno untuk merebut tahta dan cintanya.

Klang

Askara berhasil membuat pedang Arseno terlepas dari pegangannya. Posisi Arseno saat ini benar-benar terpojok. Ujung pedang Askara sudah ada di batang lehernya.

"Bunuh saja aku, jika itu bisa meredakan amarahmu. Tapi jangan sakiti Almira dan bayinya atau kau akan menyesal Askara."

"Kau mengancamku?" kata Askara sinis

Askara&Almira's StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang