The Curse (1)

12.2K 163 4
                                    

Kepulangan Askara dari medan perang disambut suka cita oleh seluruh rakyatnya terutama oleh sang istri, Almira. Askara memang terkenal sebagai raja yang cakap dalam berperang dan sudah seringkali pulang membawa kemenangan dari medan perang.

"Aku sangat merindukanmu dan dia." ucap Askara sambil mengelus perut besar sang istri.

"Kami juga merindukanmu, ayah."

Askara tersenyum mendengar jawaban Almira. Dia mendorong Almira hingga wanita hamil itu bersandar di kepala ranjang besar mereka. Askara menaikkan gaun tidur yang dikenakan Almira hingga sebatas dada. Perut hamil Almira yang sudah sangat besar itu terlihat mulus di hadapan Askara.

Di usia kehamilan yang sudah memasuki bulan ke sembilan, perut Almira terlihat sangat besar. Sepertinya sang anak mengikuti gen Askara yang tinggi besar. Namun meskipun perut Almira sudah begitu membesar, tapi tidak terlihat guratan apapun di sana. Perutnya mulus, mengkilap.

"Dia menendang. Kuat sekali."

"Ya. Makin hari tendangannya makin kuat. Sepertinya dia akan menjadi raja yang tangguh seperti ayahnya."

"Hei, nak... Sehat-sehat ya dalam perut ibu. Ayah menyayangimu."

Dugh

Tendangan kencang kembali terasa. Jabang bayi dalam perut Almira seakan meresponi ucapan Askara barusan.

"Apa sakit?"

"Tidak. Ngilu sedikit saja."

"Almira, boleh aku menengok anak kita?"

"Hm. Tapi pelan-pelan ya."

"Tentu."

Dengan sedikit terburu-buru, Askara melucuti pakaiannya kemudian menarik gaun tidur Almira ke atas hingga keduanya sama-sama telanjang.

Askara menarik lembut kaki Almira hingga wanita itu merosot dari sandarannya dan berbaring telentang di hadapan Askara. Pria itu membungkuk di atas Almira. Dia menggunakan kedua tangannya untuk menyanggah tubuhnya supaya tidak menimpa sang istri.

Askara mendekatkan wajah ke arah Almira kemudian melumat bibir ranumnya. Cumbuan Askara yang awalnya lembut makin lama makin bernafsu. Bibir Askara menjelajah setiap titik bibir wanita itu. Lidahnya diam-diam menelusup masuk mengabsen deretan gigi Almira.

Mereka berciuman hingga habis nafas. Askara melepas tautan bibir mereka untuk menarik nafas. Selama mangatur nafasnya, Askara menempelkan keningnya di kening Almira sambil menatap istrinya terengah-engah akibat ulahnya.

Askara mengecup kening Almira, kemudian turun kedua mata Almira yang tertutup. Hidung mungil Almira mendapat giliran selanjutnya. Tak lupa kedua belah pipi Almira yang sudah bersemu merah pun dikecupnya. Bibir Almira yang terbuka karena masih terengah-engah, mendapat kecupan sebelum bibir Askara mengecup ceruk lehernya. Makin turun hingga ke dada dan payudaranya.

Tangan Askara bergerak meremas gundukan di dada istrinya dan mulutnya mengulum gundukan yang sama di sisi lain. Kandungan Almira yang tua ditambah saat ini Almira masih menyusui putri sulung mereka, membuat asi mengalir deras dari payudaranya yang padat berisi itu.

"Eenggh... Aaah..."

"Manis..." ujar Askara menelan asi dari payudara Almira.

Puas memanjakan kedua payudara Almira, kecupan Askara turun ke perut Almira. Perut Almira terasa keras. Sepertinya sang bayi mulai merasa kesempitan di dalam sana. Ingin segera keluar menemui ayah ibu dan kakaknya.

Askara mengecup tiap inci perut bulat Almira. Pusarnya yang menonjol akibat kehamilannya, begitu menarik bagi Askara. Dia menjilat pusar itu dengan sensual.

Askara&Almira's StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang