Friend With Benefits (3)

15.2K 177 14
                                    

Setibanya mereka di rumah sakit, Almira langsung ditangani oleh tenaga medis yang ada. Dari hasil pemeriksaan, Almira sudah mengalami pembukaan 4. Mereka memutuskan untuk menunggu persalinan di rumah sakit saja.

Sudah delapan jam berlaku sejak mereka datang ke rumah sakit. Kontraksi datang silih berganti. Askara dengan setia selalu mendampingi Almira. Pria itu memijat pinggang dan kaki Almira yang terasa pegal. Beberapa kali juga ia membantu Almira berjalan sekeliling kamar inapnya untuk mempercepat pembukaan.

Seperti yang sekarang mereka lakukan. Almira berdiri sambil berpegangan pada kedua bahu Askara. Pria itu membalasnya dengan memegang kedua belah pinggang Almira yang bergoyang seiiring dengan kontraksi yang dialaminya.

"Sakit banget? Operasi aja ya..."

Askara terus membujuk Almira untuk melakukan prosedur operasi cesar untuk melahirkan anak mereka. Ia sungguh tidak tega melihat Almira merintih kesakitan.

"No. Ini sudah pembukaan 7 As. Sedikit lagi."

"Tapi aku ga tega liat kamu kesakitan gini."

"Ya udah kamu keluar aja sana. Aku bisa sendiri."

"Aku tau kamu bisa melakukan semuanya sendiri. Tapi kali ini bagi sana aku ya... Aku papanya." Ucap Askara sambil mengusap lembut perut besar Almira.

"Dan aku juga bisa gila memikirkan kamu kesakitan sendirian di sini."

"Terserah. Aku mau duduk."

Askara menuntun Almira kembali ke ranjangnya. Sebelah tangannya menggenggam erat tangan Almira dan tangan yang lain melingkari pinggang wanita itu untuk menjaga tidak terjatuh.

Pyar

"As..."

Kedua calon orang tua baru itu pun terkaget saat melihat cairan bening keluar Dari antara kedua kaki Almira.

"Tenang Al.."

Askara kembali menuntun Almira. Setelah memastikan Almira duduk dengan nyaman di atas ranjangnya, ia pun langsung memanggil tenaga medis dengan menekan tombol yg ada di samping ranjang Almira.

Tak perlu menunggu lama, seorang perawat pun masuk dan memeriksa kondisi Almira.

"Ketubannya sudah pecah dan pembukaannya juga sudah hampir sempurna. Kami akan menghubungi dokter dan menyiapkan ruang bersalin. Ibu Almira akan segera kami pindahkan ke ruang bersalin. Mohon tunggu sebentar."

Beberapa orang perawat kembali masuk membawa kursi roda untuk memindahkan Almira ke ruang bersalin. Askara dengan setia terus menggenggam tangan Almira sepanjang perjalanan dari kamar ke ruang bersalin.

Di depan ruang bersalin, mereka terpaksa dipisahkan sebentar. Askara yang akan menemani Almira melahirkan diminta untuk berganti pakaian sterile yang telah disiapkan. Setelah berganti pakaian, Askara dibimbing masuk ke dalam ruang persalinan.

Di dalam sana Almira sudah berbaring dengan kedua kaki yang terbuka lebar siap melakukan proses persalinan. Dokter dan perawat pun telah siap di depan jalur lahir Almira untuk membantu mengeluarkan bayi Dari dalam perut Almira.

Askara langsung menghampiri wanita yang akan segera melahirkan anaknya itu. Ia menggenggam tangan Almira dan mencium keningnya yang sudah basah akibat peluh.

"As..."

"Kamu pasti bisa melahirkan anak kita. Aku di sini nemenin kamu." Ucap Askara menyemangati Almira

"Bu, pembukaannya sudah lengkap. Ibu bisa mnegejan saat kontraksinya datang."

"Eeeenggghh...."

"Tarik nafas panjang... Buang..."

Askara&Almira's StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang