Husband And Wife (3)

19K 156 12
                                    

Hingga malam telah larut, pembukaan jalan lahir Almira tidak juga sempurna. Saat ini Askara kembali melebarkan kedua kaki Almira dan memeriksa lebar pembukaan jalan lahirnya.

"8. Jangan mengejan dulu Almira."

"Aaaah... Aku lelah... Ssshhh... Huh huh..."

Almira kembali mengatur nafas untuk meredakan sakitnya. Tubuhnya sudah letih menahan sakit akibat kontraksi sejak pagi hari apalagi malam sebelumnya Askara menggempurnya dengan begitu brutal.

"Ayo aku bantu berjalan. Supaya pembukaannya segera bertambah."

Askara membantu Almira bangkit dari ranjang dan berdiri. Ia melingkarkan tangan kanannya di pinggang istrinya sedangkan tangan kirinya menjadi tumpuan tangan kiri Almira. Tangan kanan Almira berada di bagian bawah perut buncitnya, seolah menahan perutnya itu supaya tidak jatuh saat ia berjalan.

Mereka berjalan perlahan mengitari kamarnya. Beberapa kali terhenti karena kontraksi kembali datang. Erangan dan rintihan Almira memenuhi ruangan tempat biasa mereka bercinta itu.

"Uuugh... Ssshhh..." Almira membungkuk di tepi ranjangnya

Sebelah tangannya menopang tubuhnya di tepi ranjang, sedangkan tangannya yang lain berada di atas perut besarnya. Askara setia berada di belakang Almira untuk mengurut pinggangnya.

Sebenernya Askara sudah merasakan pusing di kepalanya akibat menahan gairah. Melihat istrinya telanjang hanya mengenakan bra saja sejak pagi membuat kejantanannya bangkit. Apalagi rintihan, erangan serta desahan Almira yang selalu terdengar membuatnya tidak lagi bisa menahan diri.

"Aarghh... Apa yang kamu... Aakkh.. Lakukan?" tanya Almira terkejut dan kesakitan saat Askara tiba-tiba melesakkan kejantanannya ke dalam kemaluan Almira.

"Aku sudah tidak tahan."

"Aaaah... Ssshhh... Aakkh..."

Askara menyodokkan miliknya sedalam mungkin. Sampai ujung penisnya bisa menyentuh kepala bayi mereka. Dia pun menggerakkan keluar masuk dengan ritme cepat. Hal itu membuat Almira yang sudah letih jadi kewalahan untuk mengimbangi Askara.

" Maafkan aku... Aku sungguh sudah tidak tahan lagi."

"Aaaah... Pelan As... Aakkh..."

"Tahan sebentar lagi aku sampai."

" Aaaah... Oooh..."

Milik Askara pun membesar di dalam Almira. Tak butuh waktu lama, Askara menyemburkan cairan hangatnya di dalam Almira bersamaan dengan gelombang kontraksi yang kuat menghantam Almira.

"Aakkh.. Aku mau mengejan... Eenggh.."

Askara buru-buru menarik miliknya dari Almira dan membantu wanita itu untuk berbaring di atas ranjang. Cairan sperma masih meleleh dari antara kedua kaki Almira tanda rahimnya sudah tidak muat lagi menampungnya.

Setelah menaikkan boxernya, Askara segera melebarkan kaki Almira dan memeriksa lebar pembukaannya.

"Pembukaan sempurna. Kamu boleh mengejan sayang."

"Eenggh..."

Askara dengan lembut mengelus paha bagian dalam Almira sekaligus menahan kedua kaki Almira supaya tidak menutup.

"Eenggh..."

Ejanan demi ejanan Almira lakukan. Bulatan hitam mulai terlihat menyembul dari lubang senggama Almira. Namun kembali masuk tiap kali ejanan Almira terputus.

"Al, mengejan yang panjang dan kuat. Jangan terputus. Kepala bayinya masuk lagi jika ejaannya terputus."

"Ssshhh.... Eeeemmmmhhhh..."

Askara&Almira's StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang