Friend With Benefits (2)

11.6K 157 7
                                    

Almira terbangun di dalam sebuah kamar yang tidak ia kenali dalam keadaan terlentang di atas sebuah single bed. Kedua kaki dan tangannya diikat pada ujung-ujung ranjang yang di tempatinya. Tak lama kemudian dia melihat Lirna muncul dari balik pintu kamar itu.

"Ternyata kamu sudah bangun. Baguslah. Kita bisa segera mulai prosesnya."

"Kamu mau apa?"

"Aku mau anak kamu. Kalau aku tidak bisa bahagia dengan Askara, begitu juga kamu."

Lirna menyuntik sesuatu ke perut hamil Almira. Tak lama kemudian, perut Almira terasa sakit, seperti diremas dari dalam. Bagian bawah perutnya pun terasa menegang.

"Apa yang kamu lakukan?"

"Aku cuma mau kamu melahirkan anakmu di sini dan aku akan membawanya pergi."

"Aakkh.. Ini belum waktunya.. Aakkh..."

"Aku tidak peduli! Keluarkan anakmu sekarang!"

"Jangan.. Aaaah... Sakit..."

"Mengejanlah Almira!"

"Aaaauuuggghhh..."

Almira berusaha sekuat tenaga untuk menahan dirinya mengejan. Dia tau bayinya dalam bahaya jika dilahirkan sekarang. Usia kandungannya belum matang. Bayinya akan terlahir prematur dan itu tidak baik.

"Mengejan Almira! Kamu tidak mau mengejan? Baik, akan aku bantu!"

Lirna mulai mendorong perut Almira. Dan itu terasa sangat sakit. Bayinya seperti didorong paksa untuk keluar dari rahim ibunya.

"Aakkh... Jangan Lirna... Aakkh... Aku mohon.."

Lirna tak menggubris permohonan Almira. Dia terus memijat dan mendorong perut Almira ke arah selatan tubuhnya. Tapi bayi itu belum juga nampak akan keluar dari rahim ibunya.

Brak

Pintu ruangan itu terbuka kasar. Tampaklah Askara dan beberapa orang polisi datang untuk menyelamatkan Almira. Polisi itu langsung membekuk Lirna, sedangkan Askara langsung menghampiri Almira.

"Al..."

"Aska... Sakit... Aaah..."

Askara pun bergegas melepaskan semua tali yang mengikat kaki dan tangan Almira. Dia mengangkat wanita yang sedang mengandung anaknya itu dengan hati-hati. Askara membawa Almira masuk ke dalam ambulance yang sudah menunggu mereka.

"Eeemmhh... Sakit..."

"Berapa usia kandungannya? Tanya petugas medis yang ada di dalam ambulans.

"35 minggu." jelas Askara

"Ibu jangan mengejan dulu ya. Usia kandungan ibu belum matang. Harusnya belum terjadi kontraksi."

"Eeuungh.. Huh.. Huh.. Huh.."

"Tahan ya Almira" ucap Askara sambil mengelus perut Almira yang terasa begitu tegang di bawah telapak tangannya.

Begitu mereka sampai di rumah sakit, Almira langsung dibawa masuk ke dalam ruang penanganan. Beberapa dokter dan tenaga medis lain berusaha menangani Almira. Hampir satu jam Askara menunggu di depan ruang perawatan hingga seorang dokter keluar dan mengabarkan keadaan Almira saat ini.

"Kontraksi ibu Almira sudah berhasil kami redakan. Tapi akibat kejadian ini, kandungannya sedikit melemah. Kami akan berikan vitamin penguat kandungan. Dan ibu Almira harus kami observasi selama beberapa hari untuk melihat perkenbangannya. Selama masa observasi itu ibu Almira harus bedrest. "

"Baik dok. Lakukan yang terbaik untuk Almira. Apapun itu."

"Baik pak. Kami akan segera pindahkan ibu Almira ke ruang rawat inap. Bapak tolong urus administrasinya ya."

Askara&Almira's StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang