Namiloka (3)

35K 329 7
                                    

3 minggu kemudian

Bijaksana dalam berhubung fisik dengan Almira yang sedang hamil tua,  itu artinya meniduri istrinya hampir tiap malam menurut Askara. Ya, hampir setiap malam Askara memasukkan senjata kebanggaannya itu ke dalam sangkar Almira. Udara dingin alam terbuka makin mendukung keinginan Askara tesebut.

Semalam pun mereka melakukan kegiatan berpeluh yang menyenangkan itu, hingga saat fajar menyingsing, Almira masih terlelap kelelahan dipelukan Askara. Entah berapa kali Askara memasuki Almira. Askara baru berhenti saat Almira jatuh tertidur dipelukannya.

Mereka masih sama-sama polos  dibalik selembar selimut saat suara Damar, pengawal kepercayaan Askara, memanggil sang raja.

"Yang Mulia... Apakah anda sudah bangun? " teriakan suara Damar terdengar dari balik pintu karavan sang raja dan ratu.

" Sayang, itu Damar mencarimu. Bangun dulu. Siapa tau penting. " ucap Almira sambil menepuk tangan Askara yg ada di atas perutnya yang sudah sangat membesar itu.

" Pengganggu. " gerutu Askara sambil mencari pakaiannya yang semalam ia lempar entah kemana

" Tarik selimut kamu sampai ke dagu. Jangan sampai Damar melihat tubuhmu itu. " omel Askara posesive karena mendapati kenyataan bahwa istrinya masih belum berpakaian saat pengawalnya sudah di depan karavan.

" Kamu mau aku panggil Asih untuk membantumu bersih-bersih? "

" Nanti aja. Aku masih lelah dan mengantuk. Cepat temui Damar. "

Askara mengecup pipi tembam Almira sebelum meninggalkan istrinya itu yang kembali tertidur.

Entah berapa lama Almira tertidur. Yang jelas dia terbangun karena rasa sakit yang tiba-tiba muncul di perutnya. Seperti ada yang meremas perutnya dari dalam. Perut bagian bawah Almira juga menegang. Apa ini kontraksi?

Harusnya belum saatnya. Karena menurut tabib, obat penunda kelahiran itu akan bekerja selama 4 sampai 5 minggu. Dan ini baru minggu ketiga setelah ia diberi obat itu. Jika bukan kontraksi lantas kenapa perutnya tegang begini?

Sambil mengatur nafas untuk mengurangi sakit yang dirasa, Almira mencoba mengubah posisinya menjadi bersandar di kepala ranjang. Siapa tau sakitnya berkurang saat dia mengubah posisi.

Dan benar beberapa saat setelah Almira duduk sambil mengusap perut besarnya, rasa sakit itu mereda. Tak lama kemudian pintu karavan terbuka, Askara sudah kembali dari urusannya dengan Damar.

"Kamu mau menggodaku dengan bertelanjang seperti ini, hah?"

"Bukan begitu. Ini aku mau mandi. Tapi anakmu membuat aku susah bergerak. "

" Oh... Jadi kamu menyalahkan anakku? Kamu harus diberi pelajaran karena berani menyalahkan keturunan raja. " ujar Askara sambil menampilkan smirk nakal menggoda.

Dalam sekejap Askara sudah berada di samping Almira dan menyerang bibir ranum wanita itu dengan pagutan rakus. Sebelah tangan Askara memainkan payudara istrinya yang semakin membengkak penuh asi. Pilinan tangan Askara di putingnya membuat Almira mendesah di dalam ciuman panas itu.

Cukup lama mereka melakukan make out ini sampai Almira mendesis kesakitan karena tendang pamungkas dari si bayi dalam perutnya.

"Sssh..  Aah.. "

" Hei, kenapa sayang? "

" Tidak apa. Hanya tendangan kuat. Sebentar lagi juga akan hilang sakitnya. " ujar Almira sambil mengusap lembut perutnya.

Askara ikut mengusap penuh kasih perut bundar itu seraya menciuminya. Jika diperhatikan, ukuran perut Almira sudah semakin besar dibandingkan saat awal mereka melakukan perjalanan ini. Pantas saja kalo wanita hamil itu mengeluh susah bergerak karena perutnya.

Askara&Almira's StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang