Juragan Tua (3)

15.8K 190 4
                                    

Sudah seminggu ini Almira tidak mengkonsumsi obat penguat kandungan. Sejak saat itu pula dia mulai mengalami kontraksi. Awalnya hanya kontraksi ringan yang terjadi beberapa saat saja kemudian hilang. Namun sudah tiga hari terakhir Almira merasakan kontraksinya makin kencang dan lama.

Dengan dalih membantu persalinan Almira, Askara terus menyetubuhi Almira yang sedang mengalami kontraksi. Seperti saat ini, Almira sedang menungging di atas kasur mereka dengan Askara berada di belakangnya memompa miliknya dalam lubang vagina Almira.

"Aakkh.. Maass... Perutku... Aakkh..."

Askara makin bersemangat menggempur Almira. Lain halnya dengan Almira, wanita itu sangat kewalahan. Perutnya sedang mengalami kontraksi parah. Perutnya serasa diremas-remas, bayi di dalamnya juga bergerak brutal mendesak keluar sedangkan dari luar penis Askara yang besar itu mendesak masuk, bahkan ujung penisnya sudah berkali-kali menabrak kepala bayinya.

"Saakiitt... Ssshhh... Maaasss... Aaaah..."

Askara menumpahkan cairan spermanya di dalam rahim Almira. Dia berhenti bergerak namun belum juga menarik miliknya keluar dari dalam Almira. Saat Askara menarik miliknya keluar, lelehan cairan sperma bercampur air ketuban pun keluar dari lubang vagina Almira.

"Aakkh... Eemmhh..."

Tubuh Almira nyaris ambruk menimpa perut besarnya jika saja tidak ditahan oleh Askara. Askara membalikkan tubuh istrinya hingga wanita hamil itu berbaring terlentang kehabisan tenaga.

"Ssshhh.. Uuugh.."

"Mas periksa dulu pembukaanmu."

Askara membuka lebar kedua kaki Almira. Dia lalu memasukkan kedua jari panjangnya yang telah dilapisi sarung tangan karet ke dalam jalur lahir Almira.

"Uuugh.."

"Pembukaan 8. Jangan mengejan dulu."

Askara pergi untuk mengambil peralatan yang dibutuhkan untuk proses persalinan Almira. Askara mengganti alas di bawah tubuh Almira yang sudah basah kuyup karena cairan ketuban juga bercampur dengan cairan sperma sisa senggama mereka.

Askara duduk di hadapan vagina Almira. Dia membuka lebar kedua kaki istrinya itu. Askara melumuri tangannya dengan minyak zaitun dan memijat lembut vagina Almira untuk memberikan sensasi relaks.

"Aaaah..." Almira mendesah tatkala tangan besar Askara memijat lembut vaginanya .

"Sepertinya kamu sangat menikmati."

"Eemmhh..."

Tangan Askara berpindah memijat perut besar Almira. Perut Almira menegang kencang. Terasa sekeras batu. Askara kembali melumuri tangannya dengan minyak zaitun. Dia memijat perut Almira dengan cara memutar.

"Uuugh..."

Memang pada dasarnya Askara memiliki ketetarikan lebih pada perut buncit wanita hamil, jadi saat melihat perut Almira yang besar dalam keadaan polos dan mengilap, membuatnya tanpa sadar meremas perut itu gemas.

"Aakkh.. Saakkiit maass... Jangaan... Eemmhh..."

"Maaf.. Perutmu sangat indah Almira."

"Eenggh... Huh huh huh..."

"Kita periksa lagi pembukaanmu."

Askara kembali ke hadapan vagina Almira untuk memeriksa besar pembukaannya.

"Pembukaan 10. Bahkan aku sudah melihat kepala anak kita."

Tanpa aba-aba Askara menyuntikkan cairan ke area sekitar lubang vagina Almira.

Askara&Almira's StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang