Supermarket

5.6K 22 0
                                    

Budi dan Santi adalah sepasang suami istri sederhana. Keduanya tinggal di sebuah kontrakan kecil. Meskipun hidup sederhana, keduanya tetap bahagia apalagi di dalam perut Santi calon anak pertama mereka tengah bertumbuh dengan sehat.

Sehari-hari Budi bekerja sebagai seorang security di pertokoan besar, sedangkan Santi bekerja di sebuah supermarket sebagai salah seorang kasir di sana. Meskipun bekerja di tempat yang berbeda bahkan kadang waktu kerja mereka pun berbeda dikarenakan shift yang tidak menentu, Budi selalu menyempatkan diri untuk mengantarkan dan menjemput sang istri.

Malam ini kebetulan keduanya mendapatkan jam kerja yang hampir sama. Budi dengan mengendarai motor tuanya melaju ke supermarket tempat Santi bekerja. Dana persalinan yang cukup besar membuat Santi tetap memilih bekerja meskipun usia kandungan Santi sudah memasuki 40 minggu.

Budi memacu motor secepat yang ia bisa. Ia tak ingin sang istri menunggu terlalu lama. Setibanya di depan supermarket, terlihat bahwa pintu supermarket itu sudah tertutup. Lampu-lampu di sana pun sudah dipadamkan.

Budi yang datang agak terlambat karena ada permasalahan di tempat kerjanya yang harus ia selesaikan terlebih dahulu pun berkeliling untuk mencari sang istri. Tak menemukan sang istri dimana pun, Budi lantas menghubungi handphone Santi. Beberapa kali coba di hubungi namun tidak ada jawaban. Sang calon ayah itu mulai khawatir. Ia terus mencoba, akhirnya di percobaan kesekian kali, Santi me jawab telponnya.

"Halo"

"Kamu dimana dek?"

"Maaf mas aku ketiduran tadi sambil nungguin kamu. Mas udah di depan?"

"Iya. Ini mas sudah sampai."

"Bentar ya mas. Aku ke sana."

Budi menunggu kedatangan Santi sambil duduk di atas motornya. Beberapa menit berlalu, Santi tidak juga muncul. Padahal Budi sudah menunggu tepat di depan supermarket, yang artinya tidak butuh waktu lama untuk Santi bisa menghampirinya. Tiba-tiba ponsel Budi kembali berdering.

"Kenapa dek?"

"Mas, aku ke kunci di dalem toko."

"Hah?"

"Iya. Ini aku coba buka pintu ya kekunci semua mas. Aku coba telpon si bos tapi ga diangkat."

"Kamu masih di dalam toko?"

"Iya mas. Aku tadi ketiduran. Ga nyadar kalo semua pintu sudah dikunci dari luar sama bos."

"Ya udah kamu tunggu situ. Alamat bos kamu dimana? Mas coba ke rumahnya minta kunci."

"Aku kirim ya alamatnya."

Santi berjalan meraba-raba dinding untuk menemukan saklar lampu hingga ruangan tempat ia menunggu menjadi terang. Setelah menerima alamat rumah bos Santi, Budi segera mengendarai motornya ke tempat itu. Setelah menempuh perjalanan kurang lebih empat puluh menit, Budi tiba di alamat yang dituju.

Budi coba mengetuk pintu rumah itu, tapi tidak ada jawaban. Rumah bertipe modern minimalis itu sepertinya tidak berpenghuni. Entah kemana sang bos itu pergi. Karena tidak tahu harus mencari si bos ke mana lagi, Budi memutuskan untuk menunggu kedatangan bos dari istrinya itu di depan rumah itu.

Sementara itu Santi masih menunggu di dalam supermarket yang terkunci itu. Wanita hamil itu duduk berselonjor di dekat pintu keluar sambil mengusap-usap perut besarnya. Bekerja dengan kondisi hamil tua dan hampir melahirkan seperti ini bukan pekara mudah. Santi sering kali merasa kelelahan.

"Nak, maafin ibu ya. Harusnya kita udah istirahat saja di rumah sambil nunggu waktu yang kamu pilih untuk lahir. Tapi bukannya istirahat, malah ibu bawa-bawa kamu kerja. Jadi anak yang kuat ya sayang." ucapan Santi sambil mengusap-usap perutnya

Seakan mengerti ucapan sang ibu, bayi dalam kandungan Santi pun menendang. Ibu hamil itu merasa senang ucapannya mendapat respon dari sang jabang bayi.

"Bapak mana ya Nak? Ambil kunci ke rumah bos kok belum balik juga?"

Tiba-tiba ada guncangan yang cukup kuat. Terjadi gempa bumi. Etalase dan rak-rak yang ada di dalam supermarket itu bergetar. Sontak Santi pun panik dan ketakutan.

"Ya Tuhan.... Apa ini?"

Beruntung gempa bumi itu tidak berlangsung lama. Beberapa saat kemudian guncangan itu berhenti. Tapi ternyata kepanikan Santi itu berefek pada kandungannya. Perut besarnya itu terasa sakit.

"Ssshh... Udah Nak ga apa. Udah selesai kok gempanya. Ssshh..." ucap Santi coba menenangkan perutnya yang terasa menegang.

Belum hilang kepanikannya karena guncangan gempa bumi beberapa menit lalu, Santi kembali dikejutkan oleh penerangan di ruangan itu yang tiba-tiba padam.

" Astaga apa lagi ini? Kenapa lampunya tiba-tiba mati? Eengh..."

Dengan agak kepayahan, wanita hamil itu coba bangkit berdiri. Ia mencoba menyalakan lampu yang lain. Namun hasilnya nihil. Sepertinya terjadi pemadaman listrik. Entah apakah terkait dengan gempa bumi tadi atau tidak.

Sungguh sial pikir ibu hamil itu. Dirinya harus terjebak di dalam supermarket, tanpa penerangan dan sendirian. Ketakutan mulai memenuhi pikiran Santi. Bermacam-macam skenario seram bermain di kepala ibu hamil itu.

Kekhawatiran dan ketakutan seorang ibu hamil nyatanya berdampak langsung pada kandungannya. Perut Santi terasa mengencang. Seperti ada tangan tak kasat mata yang mencengkeram bagian bawah perut besarnya itu.

"Aaaah... Nak kamu kenapa? Huuh... Huuh..."

Santi coba mempraktekkan teknik pernafasan seperti yang diajarkan oleh ibu bidan untuk meredakan sakit di perutnya. Namun sepertinya hal itu tidak banyak membantu. Rasa sakit di perut hamil Santi tidak kunjung mereda.

"Nak... Emmmhhh... Jangan sekarang... Aaaah... Nanti ajah yah... Uummhh..."

Santi yakin apa yang dirasakannya ini adalah kontraksi menjelang persalinan. Wanita hamil itu berusaha membujuk bayinya. Santi tidak ingin melahirkan sendirian dan di dalam supermarket kosong yang gelap seperti ini.

"Uummhh... Huuuh... Huuuh..."

Santi kembali merosotkan tubuhnya. Ia kembali duduk di lantai. Ia masih berusaha meredam sakitnya. Perutnya terasa begitu keras dan menegang. Santi mulai merangkak, untuk menggapai ponselnya yang ada di sisi lain ruangan itu.

"Mas... Eemmhh... Kamu dimana?"

"Aku masih di rumah si bos. Lagi nungguin dia. Rumahnya kosong."

"Perutku sakit mas... Aaaah.."

"Apa? Kamu kenapa?"

"Sakiiitthhh mas..."

"Astaga... Tunggu ya aku ke sana... Tahan ya dek..."

Hai guys

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hai guys...
Aku dateng lagi...
See you in karya karsa...

Happy reading

Askara&Almira's StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang