Our CEO (3)

12.9K 164 2
                                    

Almira menarik nafas panjang sambil mengusap perutnya sekali lagi, berharap perutnya tidak lagi berulah saat ia sedang presentasi. Sambil mengenggam pointer, Almira menjelaskan isi proposalnya secara jelas dan mendetail.

"Ini merupakan porto folio perusahaan kami. Perusahaan kami telah beberapa kali menangani program promosi untuk perumahan. Dan klien kami puas akan hasilnya."

Sepanjang presentasi, beberapa kali Almira kembali merasakan kram di perutnya yang amat sangat. Sekuat tenaga wanita itu menahan rasa sakit ya hingga keringat pun mengucur membasahi wajahnya.

" Ssshh... " Almira mengerang kesakitan sesaat sebelum kemudian kembali melanjutkan presentasinya.

Di sisi lain, Askara selalu memperhatikan gerak-gerik Almira. Dia tidak melihat jelas perubahan tubuh wanita itu yang menandakan wanita itu tengah hamil tua. Tapi dari ekspresi wajahnya, Almira terlihat tengah menahan sakit. Apa mungkin benar dia tengah kontraksi?

"Sekian presentasi dari kami. Ssshhh... Terima kasih."

Almira buru-buru kembali ke tempat duduknya begitu menyelesaikan presentasinya. Wanita itu duduk dengan gelisah sambil menanti hasil tender itu. Kontraksi di perutnya makin lama terasa makin memyakitkan.

Begitu pememang tender diumumkan, dimana perusahaan Almira menenangkan tender itu, Almira langsung berlalu ke mobil ya. Namun saat dia ingin melajukan mobilnya, ternyata wanita itu sudah tidak bisa menahan sakit ya.

"Aaaah... Uuugghh..."

Almira merintih kesakitan. Perutnya terasa sakit sekali. Tiba-tiba pintu mobil Almira dibuka dari luar. Askara lah pelakunya.

"Almira... Kamu kenapa?"

"As... Please help... Ssshhh... Perutku sakit sekali... Aaaah..."

Askara langsung menunduk dan membuka kemeja yang Almira kenakan. Berapa terkejutnya ia melihat korser yang menekan perut Almira.

"Kamu gila?! Kenapa pakai korset seketat ini?!"

"Sakiith As..."

Askara bergegas membuka korset yang melilit perut Almira. Begitu korset itu terbuka, perut buncit Almira langsung terpampang.

"Kamu menyiksa anak kita Al..."

"Anak? Ssshhh... Maksudmu apa?"

"Kamu tengah mengandung anak kita. Dan dia akan segera lahir."

"Bagaimana bisa? Aaaah..."

"Nanti aku jelasin. Sekarang kamu harus segera melahirkan anak kita."

Askara langsung mengangkat tubuh Almira dalam gendongannya dan memindahkan wanita itu ke mobilnya. Ia langsung mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi menuju ke penthousenya.

*

Askara segera meletakkan Almira di kasur besarnya begitu mereka tiba di penthousenya. Pria itu bergegas mengambil sebotol obat dan segelas air.

"Minumlah obat ini Almira. Sakitmu akan mereda."

Almira mengambil obat yang Askara sodorkan dan meminumnya dalam sekali teguk. Dan benar, kontraksi Almira mereda bahkan tidak timbul lagi.

"Perutmu sudah tidak sakit kan sayang?" Tanya Askara sambil mengelus perut besar Almira

"Hem. Sudah tidak sakit lagi. Tapi kenapa perutku bisa sebesar ini? Apa yang terjadi padaku?"

"Tidur lah dulu. Kamu pasti lelah karena harus menahan sakit perut seharian ini. Nanti aku jelas kan."

Almira pun menurut. Dia memang sangat lelah. Rasa sakit di perutnya memang menguras energinya. Tak butuh waktu lama, Almira pun terlelap. Askara dengan setia masih mengelus perut besar Almira yang menimbulkan rasa nyaman pada wanita itu.

Askara&Almira's StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang