Husband And Wife (2)

15K 173 4
                                    

Hari sudah terang saat Almira membuka matanya. Dia mendapati tangan kekar bertengger gagah di atas perut besarnya.

"Morning," sapa Askara dengan suara serak khas orang baru bangun tidur.

"Morning"

Almira menengokkan kepalanya ke belakang dan disambut oleh kecupan mesra di bibirnya oleh Askara.

"Aku lapar sayang. Buatkan sarapan."

Almira mencoba bangkit dari tidurnya, meskipun bagian selatan tubuhnya masih terasa perih. Dengan kaki bergetar, Almira coba menjejakkan kakinya ke lantai marmer kamar mereka.

Brugh

Askara bergegas bangkit dan mendapati istrinya jatuh terduduk di lantai.

" Ssshhh... Kakiku lemas sekali As..."

Askara memeriksa kondisi istrinya. Tidak ada perdarahan maupun pecahnya air ketuban akibat Almira jatuh. Itu artinya semuanya baik-baik saja. Obat penguat kandungan dari Damar memang benar-benar ampuh.

Askara membungkuk, menyelipkan tangannya di balik lutut dan punggung Almira. Kemudian mengangkatnya dengan mudah. Askara membopong istrinya itu ke dapur rumah mereka.

Askara menurunkan Almira di depan kitchen set. Almira pun berpegangan pada tepian kitchen set itu. Dengan gerakan merambat, Almira pun berusaha memasak sarapan untuk mereka berdua.

Dengan susah payah Almira membuat 2 buah sandwich dengan telor mata sapi dan smoke beef untuk dirinya dan Askara. Askara yang duduk di kursi makan di belakang Almira tampak antusias melihat pemandangan istrinya yang kesusahan menyiapkan sarapan mereka sambil sesekali merintih akibat kontraksi yang dialaminya.

"Uuugh.. Huh huh huh... "

Almira kembali mengalami kontraksi. Perutnya mengencang dan serasa diremas dari dalam. Benar-benar tak nyaman. Tidak kuat melihat pemandangan itu, Askara menghampiri istrinya dan memeluknya dari belakang.

Tangan kekarnya kembali bermain dengan perut bulat sang istri. Mengelusnya memutar kemudian elusan itu berubah jadi remasan, tepat di atas pusar Almira yang menonjol akibat kehamilannya.

"Aakkh... Ssshhh... Aah... "

Ia mendorong tubuhnya sampai menempel erat pada punggung Almira. Askara terus mendorong tubuh istrinya itu hingga perut hamilnya menabrak pinggiran marmer kitchen set.

"Aakkh..."

Askara segera memasukkan miliknya yang sudah menegang sejak melihat Almira memasak sambil merintih. Askara mendorong miliknya keluar dan masuk. Hal itu membuat tubuh Almira ikut terdorong ke depan dan  beberapa kali perut hamilnya harus membentur tepian kichen set di depannya.

"Aakkh... Sakiith..."

Askara kembali menyemburkan cairannya yang hangat di dalam perut Almira. Ia bertahan sebentar sambil mengatur nafas yang memburu. Kemudian mencabutnya.

"Huh huh..."

Pyar

"As... Ketuban.. Aakkh... Ssshhh... Sakiith..."

Air ketuban Almira pecah diikuti kontraksi yang makin intens.

"Uuugh... Huh huh huh.."

Askara langsung mengangkat tubuh istrinya dan membawanya kembali ke kamar mereka. Askara membaringkan istrinya di atas ranjang mereka kemudian menelpon Damar.

"Ketuban Almira pecah!"

"Jangan panik. Siapkan peralatan yang sudah gue kasi tau kemarin. Lalu cek pembukaan Almira."

Damar pun memberikan beberpa instruksi yang harus mereka lakukan menghadapi persalinan. Askara dan Almira memang bersepakat untuk melahirkan berdua saja.

Askara melebarkan pads di bawah tubuh Almira untuk menyerap cairan-cairan yang keluar saat persalinan. Ia juga segera mencuci tangan dan memasang sarung tangan karet. Askara kemudian melebarkan kedua kaki Almira.

"Kita periksa pembukaanmu dulu."

Almira mengangguk. Askara dengan perlahan memasukkan dua jari ke dalam vagina Almira yang membengkak. Sambil menahan gairah untuk memasuki Almira dengan miliknya yang sudah kembali menegang, Askara mencoba mengukur besar pembukaan Almira.

" Pembukaan 4, kata Damar mungkin akan berjalan lambat."

Askara mengusap kewanitaan Almira yang basah akibat lendir dan air ketuban dengan lap bersih yang sudah ia sediakan. Kemudian menyeka seluruh tubuh Almira yang berpeluh. Tubuh Almira tetap dibiarkannya telanjang, tapi Askara menarik selimut dan menyelimuti istrinya dengan itu.

"Kamu harus makan supaya punya tenaga untuk melahirkannya. Aku ambilkan sarapan untukmu." ucap Askara sambil mengelus perut bulat Almira kemudian mengecup kening istrinya.

Askara pergi tidak lama kemudian kembali dengan 2 buah sandwich yang sempat Almira buat tadi. Askara membantu Almira untuk duduk dan memakan sarapannya. Di sela-sela mereka makan, kontraksi Almira datang lagi.

" Aakkh... " wanita itu kembali merintih sambil menegang bagian bawah perutnya yang terasa begitu keras

"Kontraksi lagi?"

"Hmmh... Aaaah... Huh huh huh..."

Almira terus merintih sambil mengusap perut besarnya dengan gerakan melingkar. Askara yang ada di sampingnya ikut memijat lembut pinggang istrinya untuk mengurangi rasa sakit. Kontraksi itu berlangsung beberapa menit kemudian menghilang.

" Habiskan makananmu. Setelah itu aku periksa lagi pembukaannya."

Almira hanya bisa mengangguk sebagai jawaban. Dia masih lelah setelah menahan sakit kontraksi barusan. Dia pun memilih kembali mengunyah makanannya. Benar kata Askara, dia butuh tenaga untuk mengeluarkan bayi dalam kandungannya yang diperkirakan berbobot 4 kilogram.

"Uuugh... Oooh..."

Rasa sakit kembali menyerang Almira begitu ia menyelesaikan sarapannya. Kontraksi berlangsung lebih lama dan terasa lebih mencengkram daripada sebelumnya.

Sambil bersandar ke kepala ranjang Almira mengelus perut besarnya dengan gusar. Askara kembali melebarkan kedua kaki Almira dan memasukkan dua jarinya yang sudah memakai sarung tangan karet ke dalam jalan lahir Almira.

"Aarrggh... Ssshhh..." Almira merintih perih akibat lubang vaginanya dimasukin jari Askara.

"Baru bertambah sedikit. Pembukaan 5."

"Huh huh.. Sepertinya... Masih lamaaah... Huh huh..."

"Kamu mau berjalan-jalan?"

Almira menggeleng tanda tak ingin berjalan-jalan seperti saran Askara.

"Kakiku lemas.. "

"Kalau begitu istirahat saja."

Askara menaikkan selimut sampai sebatas dada Almira. Sambil menikmati elusan lembut dari Askara di perutnya, Almira mulai memejamkan mata. Meskipun ia yakin tak lama lagi kontraksi akan datang kembali.

*

TBC

Kalo vote dan comments nya rame,,
Bab terakhirnya akan meluncur buat kalian nanti malam...
Soo vote dan comments yang banyak ya
Happy reading

Askara&Almira's StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang