Husband And Wife (1)

19.2K 177 6
                                    

Askara dan Almira adalah sepasang suami istri yang sangat sepadan. Askara merupakan seorang dominant dan Almira adalah seorang submissive. Dan keduanya suka dengan kehamilan.

Sejak pertama mengetahui Almira hamil, mereka berdua sepakat untuk menyuntikkan obat penguat kandungan dosis tinggi. Berutung mereka mengenal Damar, seorang dokter dan ilmuan yang bisa menyediakan obat itu.

Selama Almira mengandung, kegiatan sexual mereka tidak berkurang, tetap intens bahkan lebih intens saat kehamilan Almira memasuki trisemeter kedua. Perut Almira yang membuncit makin merangsang gairah Askara. Hal itu diimbangi dengan hormon Almira yang meningkat selama hamil.

Dengan obat penguat kandungan dosis tinggi itu membuat kantong kehamilan Almira lebih tebal, sehingga membuat bayi terlindung dari kegiatan di luar termasuk kerasnya hubungan sexual kedua orang tuanya.

Di lain sisi, obat ini juga memberi efek ke bayi dalam kandungan menjadi lebih kuat fisiknya. Tendangan yang dirasakan Almira akan lebih kuat dan menyakitkan. Selain itu proses kontraksi sampai melahirkan memungkinkan memakan waktu lebih lama, karena kantung kehamilannya yg tebal sehingga butuh waktu lebih untuk pecah.

Namun hal itu malah disambut antusias oleh Almira yang masokis, dia suka merasakan sakit. Kesakitan membuat Almira terbangkitkan gairahnya.

Saat ini kandungan Almira sudah mencapai usia 42 minggu. Ya itu juga salah satu efek dari obat penguat kandungan dosis tinggi itu, janin akan berada dalam perut ibunya lebih lama.

Sejak siang Almira sudah mulai merasakan kontraksi. Perutnya terasa kencang dan kram. Namun Askara masih berada di kantor untuk bekerja. Jadi Almira harus sabar menunggu untuk menyalurkan gairahnya sampai Askara kembali.

"Sayang!" seru Askara begitu membuka pintu kamar mereka.

"Ssh... Kamu sudah... Pulang?" tanya Almira terbata-bata karena menahan kontraksi

"Maaf baru pulang. Aku masih ada yang harus diselesaikan supaya setelah ini bisa cuti dan menemani kamu melahirkan."

"Tak apa... Aah... Huh huh huh..."

"Kontraksi?" Askara segera meletakkan tangan kekarnya di atas perut buncit Almira yang tidak tertutup sehelai benang pun.

Sejak kontraksi makin kuat, Almira memutuskan untuk melepas dress rumahannya. Saat ini dia hanya mengenakan bra dan celana dalam saja.

Pemandangan perut besar yang kencang dan mengkilap itu tentu saja merangsang Askara. Apalagi ketika ia menyentuhnya, bayi di dalamnya menyapa Askara dengan tendangan kencang yang membuat rintihan ibunya terdengar lagi.

"Aakkh... Ssshhh..."

Dengan tidak sabaran, Askara melucuti pakaiannya sendiri lalu segera menerkam bibir ranum Almira. Perut Almira menempel erat pada perut berotot Askara saat dia melumat habis bibir istrinya. Bahkan gerakan sang bayi pun bisa Askara rasakan.

Askara dan Almira makin intens saling  melumat bibir pasangannya. Askara makin merapatkan diri pada Almira yang bersandar pada kepala ranjang. Hal itu membuat perut Almira makin tertekan. Bayi dalam kandungannya merasa ruang geraknya tertekan oleh sang ayah pun mengeliat kuat di dalam sana.

"Aakkh... Aaaah..."

Keduanya kehabisan nafas dan memutuskan untuk menyudahi cumbuan mereka. Askara menaruh kepalanya di ceruk leher Almira sambil mengecup sepanjang leher jenjang Almira, bahu hingga dada sang istri. Badan Askara terus menempel erat pada Almira sehingga perut Almira pun masih tertekan dan menimbulkan rasa sakit.

"Aaaah... Eemmh... Ssshhh..."

"Kamu merintih atau mendesah?"

Tangan Askara terulur untuk membelai perut Almira. Dia mengelus perut besar itu kemudian meremasnya.

Askara&Almira's StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang