Escape (2)

10K 155 18
                                    

"Almira..."

Askara yang baru saja masuk kembali ke dalam gua terkejut melihat keadaan istrinya dengan kepala bayi yang menggantung di selakangan Almira.

"Askara... Aakkh..."

Kontraksi di perutnya datang lagi. Seakan tidak memberi waktu pada Almira untuk mengkhawatirkan Askara yang datang dengan beberapa luka di tubuhnya. Dengan terseok-seok, Askara menghampiri istrinya.

"Almira... Kamu..."

"Tolong... Aakkh... Eeeemmmmhhhh..."

Askara bergegas duduk di hadapan kewanitaan Almira bersiap menangkap bayi mereka yang akan keluar dari sana.

"Eenggh..."

"Dorong yang kuat Al... Aku sudah memegangnya."

"Eeeemmmmhhhh..."

Bahu bayinya masih tersangkut di dalam. Askara mengelus paha bagian dalam Almira untuk merangsang persalinan istrinya itu.

"Eeuuungggh..."

"Terus Almira. Dorong terus sayang..."

"Eenggh.. Aaaah..."

"Oek oek oek...."

"Perempuan sayang... Anak kita perempuan..." seru Askara bahagia

Semua sakit Almira terasa sirna begitu mendengar tangis sang bayi. Ibu baru itu tersenyum bahagia bercampur haru melihat Askara menggendong anak mereka.

Askara memotong tali pusar anaknya dengan hati-hati. Setelah dibersihkan, Askara memberikan anak mereka pada Almira untuk disusui.

Sepertinya bayi itu sama kelelahannya dengan kedua orang tua mereka. Dia melahap puting Almira dengan semangat untuk menyedot asi sebanyak yang bisa ia dapatkan.

"Dia cantik seperti kamu." ucap Askara sambil memandang wajah putri mereka dalam gendongan Almira

"Kita belum memberinya nama."

"Hmm... Bagaimana kalau Asyira?"

"Asyira? Nama yang bagus..."

Askara mengelus pipi gembul sang anak yang masih sibuk menyusu pada ibunya.

"Askara, sini aku obati lukamu dulu."

"Aku bisa sendiri. Kamu sedang menyusui Asyira."

Askara duduk di samping Almira sambil membersihkan luka-luka yang ada di wajah dan tubuhnya.

"Orang suruhan ayah?"

"Hmm.. Tapi sudah aku bereskan. Kamu tidak perlu khawatir. Kita sudah aman sekarang."

"Terima kasih sayang."

"Sudah tugasku melindungi kalian. Kamu dan Asyira adalah tanggung jawabku. Setelah kamu pulih kita akan ke negeri seberang. Temanku bilang ada kapal barang yang akan berlayar beberapa hari lagi. Jadi kamu harus segera pulih. "

"Iya."

Askara dan Almira saling berpandangan penuh cinta kemudian berpaling memperhatikan wajah damai bayi dalam dekapan Almira.

"Aakkh..." Almira memegang bagian bawah perutnya yang kembali terasa sakit

"Kenapa?"

"Perutku sakit... Aaaah... Sepertinya plasentanya akan keluar... Eenggh.."

Askara dengan sigap memindahkan Asyira yang telah tertidur dari gendongan Almira. Lalu ia segera duduk di hadapan liang lahir Almira untuk membantu persalinan plasentanya.

Askara&Almira's StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang