#26

72 8 1
                                    

.

.

"Mau kemana?" tanya Arga yang baru saja menelan makanannya. Melihat Jiyu bangkit dari kursinya.

"Belakang sekolah."

Jiyu berjalan menuju tempat dimana biasanya dia mencorat-coret dinding.
Di situ terdapat pohon rindang yang lumayan besar. Jiyu menaruh cat piloxnya ke dalam plastik hitam dan digantung diatas pohon diantara dedaunan, sehingga tidak ada yang menyadari. Karena jika Jiyu menyimpannya di tas, pasti bakal di ambil lagi sama pak Jeje.

Jiyu membatalkan niatnya untuk memanjat pohon guna mengambil cat-catnya begitu melihat Sonia, Ulan, dan Udin duduk di kursi kayu panjang tak jauh darinya, tengah merokok. Ia beralih menghampiri tiga serangkai tersebut.

Sonia tampak acuh tak acuh saat dia ikut duduk disamping cewek yang tengah sibuk menikmati asap rokoknya.
Sedangkan dari awal kedatangannya, Udin dan Ulan sudah memasang wajah heran.

"Ngapain kamu ke sini? Eike nggak suka ya, kalo kamu mau jambak-jambak Sonia lagi."

Jiyu tidak menjawab, hanya medesah lesu. Semakin hari, rasanya Jiyu semakin kehilangan semangat. Dia menyesal karena tidak mengikuti kemana Jeka pergi kemarin, sehingga kemungkinan dia bisa tahu dimana Taehyun berada.

"Lo capek?" tanya Sonia.

Jiyu mengangguk.

"Sama, gue juga."

Lantas ia menoleh, melihat Sonia yang tengah menatapnya datar. "Cinta memang nggak selamanya indah."

"Lo juga kehilangan ya?" Jiyu bertanya.

Sonia menggeleng. "Gue bahkan udah kehilangan, sebelum bisa memiliki dia."

"Udin nganggur nih, daripada lo pada galauin cowok brengsek."

Kontan Ulan yang melontarkan itu langsung mendapat tatapan tajam dari Jiyu dan Sonia. Tidak terima doinya dikatai brengsek. Lagian Ulan tidak tahu apa yang tengah mereka bicarakan.

"Gue salah ngomong ya?" tanya Ulan dengan wajah tak berdosanya.

"Sssstt.." Udin menaruh jari telunjuknya di bibir. Mengisyaratkan agar cewek itu diam. Membiarkan kedua rival itu mencurahkan isi hati masing-masing untuk saat ini. Menurut Udin momen-momen seperti ini sangat langka, dan hanya terjadi sekali seumur hidup.

Lalu Jiyu dan Sonia kembali memandang ke depan. Mengacuhkan dua orang lagi yang berada di situ bersama mereka.

"Lo mau ngudud?"

Menggelengkan kepala. Jiyu menolak tawaran Sonia yang menyodorkan rokok kepadanya.

"Lo nggak takut ketahuan?" tanya Jiyu balik. "Ini kan tempat favorit Pak Jeje waktu patroli."

GANGSTA : Dangerous Boyfriend [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang