Permulaan

448 33 0
                                    

÷

Dihitung dari awal kedatangannya, Taehyun sudah berdiri selama 55 menit di bawah pohon yang berada di jalan tol.
Matanya menatap lurus menuju rumah yang terletak di seberang jalan. Dapat ia lihat dari salah satu jendela yang ada di lantai dua masih menampilkan cahaya.

Taehyun mulai menghitung. Dan tepat begitu bibirnya mengucapkan angka ke-300 cahaya yang tadinya terang langsung digantikan oleh gelap. Menyeringai sesaat sebelum memutuskan untuk pergi dari sana.

Ini sudah menjadi kebiasaannya. Taehyun akan berdiri ditempat yang sama saat pukul sebelas malam dan akan pergi tepat setelah pukul dua belas.

Tiga bulan yang lalu. Semuanya bermula dari sana. Waktu Taehyun tidak sengaja berpapasan dengan seorang gadis di lorong sekolah. Entah bagaimana caranya, yang pasti dia merasa aneh pada dirinya saat melihat sang gadis. Berdebar, pipi memanas, dan hati yang bahagia tanpa sebab. Mulai saat itu Taehyun terus memperhatikan si gadis dari jauh. Mengikutinya kemanapun. Menjadi stalker akut tanpa alasan yang jelas. Antara rasa cinta atau obsesi.

Taehyun beralih mengambil jalan berbelok menuju sebuah gang dengan penerangan minim. Dipertengahan gang ada lima orang pria paruh baya duduk bersender di antara dua tembok pembatas gang. Terdapat beberapa botol anggur merah di samping mereka. Taehyun dapan mendengar mereka berbicara tentang hal-hal mesum sebelum akhirnya tertawa keras. Bahkan kuping Taehyun sampai sakit mendengarnya.

Taehyun berjalan melewati mereka dengan wajah datar dan kepala yang ditutupi oleh kupluk jaket. Tangannya dimasukkan kedalam kedua saku jaket hitamnya. Berjalan dengan kepala yang terangkat pongah.

"Eh, lo bocah main asal lewat aja. Permisi dulu dong, harus sopan sama yang lebih tua. Dasar anak jaman sekarang, udah nggak punya adab." Salah satu dari mereka menyaut.

Sontak Taehyun berhenti melangkah. Membalikkan tubuhnya ke arah orang tersebut.

"Saya pikir yang mabuk-mabukan di tengah jalan gini sembari berbincang tentang hal mesum jauh lebih nggak beradap."

Merasa kesal karena dijawab tanpa rasa takut, mereka bangun dan menatap Taehyun tajam. "Bocah sialan," umpat salah satunya seraya meregangkan otot-ototnya, siap untuk baku hantam.

Taehyun masih diam di tempat, sampai salah satu dari mereka bergerak maju menyerangnya. Tapi baru beberapa tonjokan di lempar, si preman udah tepar tanpa bisa bangun lagi.
Melihat itu, dua orangnya lagi langsung mencoba untuk maju dan memukulnya secara bersamaan. Namun lagi-lagi baru aja mulai, kedua pria itu udah tumbang.
Merasa takut. Sisa dua orang tadi langsung lari terbirit-birit. Meninggalkan tiga orang tadi yang masih terkapar di aspal dengan menahan rasa sakit.

Tanpa membuang waktu lebih lama lagi untuk hal tak penting, dirinya melanjutkan perjalanan.

Saat sesampainya ia dirumah, lelaki itu segera merebahkan dirinya ke kasur. Mengambil ponsel dari saku. Membuka galeri yang menampilkan ribuan foto seorang gadis yang diambilnya diam-diam. Lantas menoleh ke dinding kamar yang juga sudah penuhi oleh tempelan foto orang yang sama. Taehyun tersenyum lembut. Rasanya ada euforia yang mendadak datang setiap kali ia melihat wajah sang pujaan hati.

GANGSTA : Dangerous Boyfriend [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang