[]
"Ngapain senyum-senyum. Masih kelas sepuluh udah berani bolos."
"Kelas sebelas kak." Taehyun meralat.
"Kak Jiyu dihukum ya?" Ia turut bertanya balik.
"Kok malah nanya balik? Tahu darimana nama gue?!"
"Kan aku cenayang," candanya. "Aku juga tahu t...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
... .. .
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
.
Gadis seumuran tapi beda kelakuan itu berjalan di aspal abu-abu menuju rumah. Dengan wajah khas menyebalkan masing-masing, dua sejoli itu seolah masih mengibarkan bendera perang yang belum usai, namun sempat terhenti tadi.
"Kamu jangan merasa menang dulu ya! Soalnya hati kan bisa berpindah."
Jiyu bergidik. "Paan si!" Dia tidak tahu apa yang tengah dipermasalahkan cewek satu itu. Tapi yang jelas masalah Jiyu adalah tindakan kriminal yang dilakukan Nayla atas pengambilan makanan milik orang lain tanpa bilang-bilang.
"Taehyun memang milih kamu, tapi aku lebih cantik dan pintar. Jadi jangan bangga dulu!"
"Serah!"
Bisikan-bisikan setan memang harus dihindari. Dan itulah yang tengah Jiyu lakukan sekarang. Berusaha untuk sebisa mungkin mengabaikan saudari setannya itu. Mulutnya memang susah di rem, akibat terlalu sering mengikuti lomba debat.
"Ish! Aku tuh serius. Kamu jawabnya yang bener dong!"
Apa-apaan! Jiyu tak habis pikir. Agaknya Nayla perlu dibawa ke psikolog. Barangkali otaknya ikut tertarik saat dia menjambak rambut cewek itu tadi.
"Nggak usah manja deh! Jangan berlagak kaya lagi ngomong sama pacar lo. Enek gue dengernya."
Bibir Nayla mengerucut. Dia kesal. Dapat dilihat jelas dari air mukanya. Dadanya naik turun, menghirup dan membuang nafas kasar. Tak berselang kemudian gadis itu menarik rambut Jiyu kuat seraya berteriak tidak jelas.
Ikut jengkel. Jiyu tak mau diam dan membalasnya dengan lebih kuat. Hingga teriakan kesal tadi berubah menjadi jeritan kesakitan milik Nayla. Sekitar sedang sepi, untung karena tidak ada yang melihat sikap kekanak-kanakan memalukan tersebut. Tapi, masalah karena keduanya tak kunjung mengalah dan semakin menarik kuat rambut lawan.