#1

376 27 0
                                    

.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

BUK...

Suara dentuman buku tebal yang diletakkan dengan kasar di atas meja membangunkan Taehyun dari tidurnya. Lantas mendongak dan mendapati gadis dengan rambut acak-acakan tengah berkacak pinggang, menatapnya.

"Adik kelas kan?" tanyanya, "ngapain masih disini?! Nggak denger bel udah bunyi?"

Bukannya menjawab, Taehyun memilih menempelkan punggungnya pada sandaran kursi kayu yang ia duduki, jenjangnya yang dibalut kain abu-abu sedikit mengangkang. Bersedekap dada. Pun, membalas tatapan cewek itu dengan tatapan tak dapat diartikan bersamaan dengan lidah yang bermain disekitar dalam pipi sebentar, sebelum beralih tersenyum bodoh.

"Ngapain senyum-senyum. Masih kelas sepuluh udah berani bolos."

"Kelas sebelas kak." Taehyun meralat.
"Kak Jiyu dihukum ya?" Ia turut bertanya balik.

"Kok malah nanya balik? Tahu darimana nama gue?!"

"Kan aku cenayang," candanya. "Aku juga tahu tanggal lahir kakak. Selamat ulang tahun ya."

Jiyu mengernyit bingung.
Dia saja tidak ingat kapan ulang tahunnya, dan orang ini malah mengucap selamat ulang tahun. Seolah benar-benar tahu tanggal lahirnya.

Tahu arti dari tatapan yang Jiyu lemparkan padanya, ia kemudian melanjutkan, "Hari ini tanggal sembilan belas agustus. Aku yakin kakak pasti lupa. Tapi nggak pa-pa kok. Yang penting aku ingat."

Dapat Taehyun lihat kening Jiyu berkerut, bingung bertanya-tanya. Mungkin heran, bagaimana dia tahu tentang cewek itu, sementara Jiyu sendiri bahkan tidak mengenalnya sama sekali.

"Gue benci ucapan selamat ulang tahun."

"Tahu kok. Aku cuman mau bilang aja kalau kakak hari ini tambah tua."

Ya, apapun itu. Secara sederhana, Jiyu benci bertambah umur, karena dia tidak mau memasuki fase dewasa yang akan menyerangnya dengan berbagai macam masalah yang dapat membuat dirinya setres. Salah satu ketakutan yang ia miliki.

"Yaudah. Lo kalo nggak mau masuk ke kelas, bantuin gue nyelesain ini, daripada tidur." Gadis itu kembali mengambil buku berantakan yang ada di rak dan menaruhnya dimeja.

"Siap!" Taehyun memberi hormat singkat. "Apapun untuk kak Jijit." Masih dengan senyuman bodohnya, berhasil membuat Jiyu mendelik. Lantas laki-laki itu memilah buku yang ada di atas meja sesuai dengan mata pelajarannya.

"Lo aneh."

Menurut pandangan Jiyu sejauh ini Taehyun itu adalah definisi dari aneh yang sesungguhnya. Disaat orang lain memilih mengecat rambut menjadi pirang atau warna umum lainnya yang biasanya dijadikan sebagai pilihan, Taehyun malah mewarnainya dengan warna tak biasa itu. Hijau mint. Belum lagi cara bicaranya yang terkesan kaku-kaku informal. Pun, ditambah panggilan mengerikan-Jijit untuknya. Ya, meskipun Jiyu tidak menolak untuk dipanggil dengan nama apapun.

GANGSTA : Dangerous Boyfriend [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang