#39

55 9 0
                                    

.

.

Jiyu mengawali pagi dengan damai, aman, tanpa ada kata terlambat. Entah apa yang merasukinya sehingga bisa hadir lebih awal dari biasanya. Meski tidak terlalu awal juga, karena tepat setelah ia masuk ke dalam kelas, guru yang mengajar pada jam pertama masuk saat itu juga. Benar-benar tidak memberi Jiyu waktu untuk bernapas barang sebentar.

"Kesambet rohnya Arga lo? Tumben nggak terlambat," sambut Lukas begitu Jiyu duduk di bangkunya.

"Terlambat salah, nggak terlambat salah. Bunuh aja gue sekalian kalo gitu caranya."

Alis Lukas mengerut. "Galak amat. Pms lo?"

Berdecak sebal. Cewek itu memilih untuk tidak menjawab. Moodnya hancur karena tadi pagi sempat bertengkar dengan Nayla membuatnya kesal setengah mati, dan hal itu agaknya masih mengganggu pikirannya.

Penjelasan guru didepan sama sekali tidak digubris oleh Jiyu. Dia diam-diam memainkan ponselnya di bawah meja. Scorll instagram. Melihat-lihat video random, atau foto-foto lukisan. Namun saat dia membuka salah satu video tiktok yang di unggah ulang di aplikasi tersebut, Jiyu tidak sengaja menghidupkan suaranya. Yang lebih sialnya lagi, volume ponselnya lebih dari setengah sehingga cukup untuk terdengar hingga ke meja guru.

"Shit!" umpatnya.

Lukas juga sampai terkejut dibuatnya. Dia tidak habis dengan kelakuan nekat temannya satu ini. Pacaran dengan Taehyun yang notabenenya murid terpintar bukannya makin pintar, malah makin bego.

"Siapa yang main hp??" tanya Bu Teri dengan mata melotot garang. "Kalo nggak mau ngaku, saya bakal cari tahu sendiri. Dan bakal saya hukum seberat-beratnya."

Tidak ingin membuat keadaan lebih buruk, Jiyu mengangkat tangan dengan kepala menunduk. Wanita paruh baya itu berjalan cepat menghampiri meja Jiyu. Sepatu haknya yang tidak terlalu tinggi menimbulkan bunyi cukup keras saat dia berjalan. Membuat suasana semakin ngeri di karenakan kelas yang sunyi. Tidak ada yang berani membuka suara, melihat bagaimana raut seram guru mereka yang sudah terlihat seperti macan mengamuk.

"Sini hp kamu!" titahnya.

Mau tak mau, Jiyu memberikan ponselnya.

"Saya sita sampai pulang sekolah nanti."

Tepat setelah guru kimia tersebut mengatakan itu, tiba-tiba alarm kebakaran berbunyi. Sontak suasana yang tadinya hening berubah riuh. Semua orang berteriak panik dan langsung berhamburan keluar kelas. Semua berlarian menuju lapangan dan berkumpul di situ. Alarm masih berbunyi, sementara letak kebakaran masih tidak di ketahui. Tidak ada asap yang tampak.

"Kebakarannya dimana?" tanya Arga.

Jiyu dan Lukas mengangkat bahu kompak. Murid lain dan guru juga sibuk mempertanyakan hal yang sama. Mereka menunggu tanpa kepastian. Sampai beberapa menit berlalu, mendadak terdengar suara wakil kesiswaan yang berbicara di speaker sekolah. "Untuk anak-anak, ibu dan bapak. Silahkan kembali ke kelas. Tidak ada kebakaran. Dan tidak perlu khawatir, karena alarmnya berbunyi hanya karena tangan iseng dari seorang murid. Sekian terimakasih."

GANGSTA : Dangerous Boyfriend [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang