#28

72 11 0
                                    

.

.

Hari ini Jiyu mendapat tamu yang tidak di sangka-sangka. Sonia beserta dua teman setianya, Ulan dan Udin. Ketiganya datang untuk menjenguk. Semenjak curhat di belakang sekolah waktu itu, Sonia dan Jiyu menjadi jauh lebih adem dan tenang, dan keduanya terlihat anteng-anteng saja saat bertemu. Selain mereka dan kedua temannya, Lily dan adit juga datang di waktu yang bersamaan.

"Ternyata gini kalo gue mati. Nggak peduli mau teman atau musuh, semuanya datang," ujar Jiyu yang langsung mendapat jitakkan dari Arga di jidatnya.

"Itu mulut, disaring dulu kalo mau ngomong."

JIyu mengelus jidatnya yang nyeri seraya mengerucutkan bibirnya kesal.

"Situ teh kalo mau mati jangan sekarang dulu. Entar yang mau berantem ama Sonia siapa?" Tanya Udin sebelum memasukkan potongan martabak yang dibawanya ke dalam mulut.

Ulan ynag melihat  itu mencubit paha Udin hingga cowok setengah cewek itu mengaduh kesakitan. "Jangan di makan, itu untuk Jiyu goblok!" bisik gadis itu dengan pandangan tajam yang langsung membuat Udin kecep, sehingga martabak yang sudah digigit itu langsung dibalikkan ke tempatnya oleh Udin.

"Si bego!" Ulan kembali mencubit laki-laki itu, namun kali ini lebih keras.

"Kan masih ada Lily," balas Jiyu sengaja ingin mengerjai Lukas. Dia tahu pasti di dalam hati cowok itu sudah mengomel tidak jelas. Hanya tidak di tunjukkan saja. Terbukti Lukas yang menolak membuka suara dan hanya diam memasang wajah datar. Sok keren, kalo kata Jiyu.

Sementara Lily juga tidak membuka suara, hanya diam, merasa canggung. Dia tahu Jiyu tak bermaksud seperti itu. Dia hanya tak tahu bagaimana harus menanggapi.

"Kaki kamu kapan sembuhnya?"

Jiyu melihat ke atas, berpikir sebentar sebelum menjawab, "Seinget gue kalo nggak salah, kata dokter sampe berminggi-minggu."

"Terus lo bakal tetap nggak sekolah?" tanya Sonia.

Jiyu mengangguk. "Gue nggak semangat sekolah semenjak Taehyun pergi."

"Yeuuu..si bucin mah beda. Udah bego, jadi tambah bego," ejek Lukas.

"Betul tuh." Adit menyambung. "Meski udah bego, jangan mau dibego-begoin sama cinta."

"Apaan si anjing! Gue nggak bego ya," elak Jiyu tak terima.

"Hushh..mulutnya atuh neng." Bi Cici yang baru masuk membawa nampan yang di atasnya ada biskuit dan air sirup, menegur si anak gadis karena sudah berkata kasar.

Jiyu mendengus dengan wajah kesal. Berbeda dengan wajah teman-temannya yang bahagia begitu melihat makanan enak datang. Udin dan Lukas langsung mencomot beberapa biskuit sekaligus tepat setelah Bi Cici menaruh isi  nampan di atas meja. Setelahnya wanita paruh baya itu langsung pergi kembali ke dapur.

GANGSTA : Dangerous Boyfriend [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang