#19

60 10 0
                                    

.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

Taehyun mengikat tali sepatunya yang terakhir. Lalu setelahnya bangun dan mengambil ranselnya guna di sampirkan pada sebelah lengannya. Setelah pamit dan salam dengan sang bunda, cowok segera berjalan keluar rumah. Kemeja putihnya sengaja dikeluarkan, alih-alih dimasukkan kedalam celana kain abu-abunya.

Begitu kakinya melangkah keluar pintu, Taehyun sedikit terkesiap menemukan Jiyu dengan piyama motif Pororo berdiri di ujung halaman rumahnya. Tepat dipinggir jalan. Mata gadis itu menatapnya datar.

Ia lantas menghampiri gadis itu dengan senyuman secerah matahari yang masih menyembul malu-malu diatas sana.

"Selamat pagi Kak Jijit," ujarnya kelewat riang.

"Gue mau putus."

Kontan Taehyun diam. Senyumannya mendadak luntur begitu saja. Matanya yang mula bercahaya, kini meredup. Tatapannya innocent, namun sorot matanya jauh dan tampak sibuk dengan pikirannya. Pun tubuhnya membeku.

Karena tak kunjung mendapat jawaban, Jiyu memilih berbalik dan segera pergi, meninggalkan Taehyun begitu saja.

Di sini. Taehyun berdiri dengan pikiran yang melayang kesana-kemari. Ucapan Jiyu barusan seolah menjungkirbalikkan dunianya. Bahkan rasanya ia sampai mendengar suara retak yang datang tepat dari hatinya.

Dia tahu jelas apa alasannya. Tapi tidak benar-benar menyangka bahwa mereka akan benar-benar berakhir. Hubungan keduanya memang masih baru dan belum memberi kenangan yang indah yang dapat membuatnya susah menerima keputusan ini. Tapi Taehyun sudah kepalang sayang dan cinta. Dia tidak mau kehilangan.

Semalam. Dia memang sempat melihat Jiyu menatapnya diantara orang-orang bertudung hitam. Hanya saja, Taehyun tidak berpikir kalau Jiyu tahu secepat ini. Kendati ia tahu dan sadar bahwa Jiyu sudah curiga padanya selama ini.

Pertanyaan yang sedang memutari kepalannya adalah, apa alasan Jiyu memutuskan dirinya? Apa karena dia salah satu anggota Tudung Hitam? Atau karena dia tidak terbuka dan main rahasia-rahasiaan? Atau malah keduanya?
Pilihan ketiga, agaknya yang paling benar.

Dengan hati hampa dan pikiran yang penuh akan Jiyu Taehyun memilih segera berjalan menuju sekolah agar tidak terlambat. Untuk sekarang, dia tidak akan menemui Jiyu. Cewek itu butuh waktu. Dan Taehyun akan memberinya. Hanya sebentar. Karena dia yakin kalau dia tidak akan tahan berlama-lama dengan keadaan seperti ini.

Taehyun melewati gerbang sekolah dengan wajah datar. Kendati hal itu tidak meluluhkan cewek-cewek yang sudah meleleh seperti es krim di pagi yang mulai menghangat ini. Beberapa darinya menjerit tertahan seperti biasa. Terpesona juga, sebagaimana biasanya.

Sudah seperti makanan sehari-hari untuk Taehyun, meski tidak pernah membuatnya terbiasa. Mereka benar-benar mengganggu. Hanya saja, dia tidak bisa berbuat apa-apa selain abai.

GANGSTA : Dangerous Boyfriend [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang