.
.
Kaki Jiyu melangkah, menginjak tanah belakang sekolah. Bel pulang baru saja berbunyi. Matanya memperhatikan sekitar, memastikan bahwa tidak ada seorangpun disitu. Lantas berhenti didepan dinding besar pembatas dengan cat putih yang sangat bersih. Sepertinya, baru di cat tidak lama ini.
Setelahnya, mengeluarkan cat pilox berwarna hitam. Mengocoknya, sebelum menyemprotkan ke dinding. Pertama membuat garis. Terus berlanjut hingga terbentuk doodle. Lalu mengambil dua cat pilox lagi yang ada di tasnya, dengan warna merah terang dan oranye. Memberi beberapa warna itu pada sisi doodle yang sudah di buat.
Menatap hasil karyanya. Menilik, mencari kekurangan. Sampai akhirnya tersenyum puas. Kerjanya selalu sempurna. Maksudnya, hanya jika dalam masalah gambar menggambar.
Tubuhnya yang hendak berbalik, terperanjat karena menemukan Taehyun mendadak berada disampingnya. Menatap hasil karya yang ia buat pada dinding.
Taehyun mengangguk-angguk, menilai doodle buatan Jiyu.
Lalu balik menatap si gadis yang masih heran akan kedatangannya."Bagus. Aku suka. Cuman udah terlalu mainstream kalo gambar ini."
"Terus gue harus gambar apa biar jadi anti-mainstream?"
Emm... Taehyun berpikir sejenak. "Albert Einstein?"
"Ngapain gambar dia? Nggak deh. Yang lain aja."
"Sherlock Holmes?"
Jiyu menghela nafas. Ia mengakui jika ide-ide itu diluar biasanya. Tapi kenapa harus tokoh-tokoh jenius yang terkenal.
"Harry Potter"
"Nggak."
"Aslan?"
"Nope."
"George Denbrough?"
Alis Jiyu mengerut. "George?" ulangnya.
"Yang di film IT."
Oh. Jiyu mengangguk paham dengan mulut sedikit terbuka. Lantas kemudian menggeleng dengan cepat.
"Annabelle?"
"N—interesting!" Ia mengubah jawabannya dengan cepat, karena hampir saja mengatakan tidak.
"Ok. Kita gambar Annabelle."
Pun mereka berjalan ke dinding sebelah. Taehyun mengambil alih cat hitam yang dipegang Jiyu. Mulai menyemprotkannya, membentuk garis wajah, diikuti rambut kepang dua. Sementara Jiyu membentuk bagian badan yang mengenakan gaun putih. Ia sedikit kaget karena Taehyun melakukannya dengan begitu baik. Gambarannya jauh dari kata bagus. Melainkan, sangat-sangat teramat bagus. Jiyu tak bisa untuk tidak berdecak kagum. Cowok itu begitu terampil.
KAMU SEDANG MEMBACA
GANGSTA : Dangerous Boyfriend [Completed]
Teen Fiction[] "Ngapain senyum-senyum. Masih kelas sepuluh udah berani bolos." "Kelas sebelas kak." Taehyun meralat. "Kak Jiyu dihukum ya?" Ia turut bertanya balik. "Kok malah nanya balik? Tahu darimana nama gue?!" "Kan aku cenayang," candanya. "Aku juga tahu t...