#37

52 7 0
                                    

.

.

Seusai Jiyu menutup pintu mobil. Ia menyuruh sang supir untuk mengantarkan mereka ke toko kue terlebih dulu sebelum pulang, untuk membeli kue ulang tahun Sisi besok.

"Kita ke toko ibu Taehyun."

Nayla yang baru menyandarkan kepala ke jok langsung menoleh, memelototi Jiyu. "Nggak, nggak, nggak!"

Jiyu memasang wajah kesal. Tuh kan. Sakitpun masih aja bisa ngelunjak. "Apaan sih lo?? Terserah gue dong mau beli dimana. Kan yang ulang tahun ibu gue."

"Kan ibu aku juga."

"Ibu tiri," balas Jiyu cepat, membuat Nayla cemberut kesal.

"Yang penting ibu aku juga." Nayla melipat kedua tangannya di dada kesal. "Kita ke toko kue di kota aja Pak! Dimana aja boleh asal jangan di rumah Taehyun," ujarnya pada sopir. Abai dengan protes yang dilontarkan oleh Jiyu.

"Lo kenapa sih?! Suka banget nyari masalah tau nggak?!"

"Suka-suka aku."

"Dasar babi ngepet," umpat Jiyu lirih, yang sialnya masih dapat terdengar oleh Nayla.

"Kamunya aja yang kaya setan."

"Diam ya lo anj." Kesalnya memelototi gadis itu. "Gue slepet baru tahu rasa."

"Coba aja kalo berani." Yang malah ditantang Nayla.

Akhirnya Jiyu diam, malas menjawab. Meski ubun-ubunya panas, gatal ingin memaki, atau kalo bisa di santet sekalian saudarinya satu ini.

Pak supir akhirnya memberhentikan mobil di area parkir depan sebuah toko kue. Jiyu dan Nayla keluar, sementara si supir menunggu di mobil seperti biasa. Bakery dengan dua lantai itu tampak mewah dengan pamflet besar di atas gedung toko.  Begitu masuk kedalam, indera penciuman kedua perempuan itu langsung disambut dengan aroma kue dan coklat yang khas. Ada berbagai macam bentuk dan jenis kue yang terpajang dalam display dan rak kaca tertutup.

Salah satu karyawan langsung menghampiri keduanya dan menanyakan kue seperti apa yang mereka inginkan.

"Kita mau lihat-lihat dulu mbak," balas Jiyu. Karyawan perempuan itu hanya tersenyum, lalu pergi meninggalkan mereka berdua untuk melayani pelanggan lain.

Pun keduanya langsung berjalan ke arah yang berlawanan. Jiyu menuju display dimana kue coklat berada, sementara Nayla menuju display satunya yang dipenuhi kue warna warni. Mereka masih memilih-milih untuk beberapa saat. Hingga keduanya berbalik secara bersamaan.

"Mbak saya mau yang ini."

"Mbak aku mau yang ini."

Keduanya berucap di waktu yang bersamaan, seraya menunjuk kue pilihan masing-masing. Pun selanjutnya kembali kompak melemparkan tatapan tajam. Sementara mbak pelayannya hanya diam di antara tengah-tengah mereka. Tersenyum kaku, hendak mengeluarkan suara. Tapi terbatalkan karena Nayla sudah duluan berbicara. "Aku mau yang ini."

GANGSTA : Dangerous Boyfriend [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang