.
.
Sasana kantin hari ini tak jauh beda seperti biasanya, ramai. Warung Adem tutup hari ini karena pak Anto sakit, sehingga Jiyu, Lukas, dan Arga, makan di kantin sekolah.
"Yang paling enak itu memang tetap bakso."
"Lebih enakan batagor lah," balas Lukas.
Jiyu mencebik kesal. "Enakan bakso"
"Batagor Jiyuuu.."
"Bakso Lukaaas.."
"Sama aja bego!" celutuk Arga akhirnya ikut nimbrung. Tidak tahan lagi untuk diam, sementara duo rusuh yang ada didepannya sibuk meributkan makanan mana yang paling enak. "Batagor itu bakso tahu goreng, jadi dua-duanya sama-sama bakso," sambungnya.
"Mana bisa gitu, kalo batagor, ya batagor aja. Nggak usah di sama-samain dengan bakso." Jiyu tidak terima.
"Duain."
Jika saja mencolok mata orang dengan garpu itu legal, mungkin sudah Arga lakukan sekarang juga kepada kedua temannya, yang memiliki tingkat kegoblokan yang sama.
"Ck.. terserah lo pada dah!"
Arga menyerah, lebih baik dia menghabiskan batagor miliknya.
Meski sudah mengerti bagaimana sifat kedua temannya, tetap saja dia tidak pernah bisa merasa tidak kesal."Lagian bakso buatnya lebih
mudah—""Nggak ya, batagor lebih mu—"
"Udah! Cukup! Gue tampol juga nih lama-lama." Arga tidak tahan. Tangannya sedikit terhentak di atas meja. "Kalian debatin itu lagi, beneran gue tempeleng ya," ancamnya.
Jiyu dan Lukas hanya berdecak. Namun tidak melanjutkan perdebatan kekanak-kanakan tersebut.
Jiyu menaikkan kakinya ke atas kursi agar bisa duduk bersila, setelah menghabiskan kuah baksonya. Lantas mengisi gelas dan menuangkan air dari teko yang kemudian diminumnya hingga kandas. Lalu setelahnya kembali membuka suara.
"Eh, eh, lo tahu nggak Putri kelas sebelah—""Ghibah terossss, kumpulin tuh dosa, biar masuk neraka jahanam sekalian," potong Arga. Dia paling malas jika mendengar orang ghibah.
"Ck.. nggak usah temenin Arga, lanjutin Ji,"
Jiyu mengangguk. "Kemaren katanya dia keciduk pacarnya kalo dia selingkuh sama anak SMA Pratiwi."
"Terus, terus?"
"Dah ah, gua nggak mau ghibah."
Lukas mendelik sebal. Lalu mencubit Jiyu kuat sebentar, membuat cewek itu mengaduh kesakitan. "Tutup botol kalo dikasih nyawa jadinya gini nih," imbuh Lukas kesal.
Dari arah samping datang Taehyun yang langsung mengambil duduk disamping Jiyu. Matanya tak lepas dari gadis itu, tanpa menghiraukan dua laki-laki lagi yang berada disitu.
Dia menyodorkan sebuah coklat batangan pada Jiyu.
KAMU SEDANG MEMBACA
GANGSTA : Dangerous Boyfriend [Completed]
Teen Fiction[] "Ngapain senyum-senyum. Masih kelas sepuluh udah berani bolos." "Kelas sebelas kak." Taehyun meralat. "Kak Jiyu dihukum ya?" Ia turut bertanya balik. "Kok malah nanya balik? Tahu darimana nama gue?!" "Kan aku cenayang," candanya. "Aku juga tahu t...