©.
.
Kejadian semalam masih terngiang-ngiang di kepala Jiyu. Dia tidak bisa membayangkan bagaimana kehidupan Taehyun yang tidak bisa lepas dari bahaya. Rasanya ia ingin memasukkan cowok itu ke karung, dan membawanya pergi sejauh mungkin. Membangun rumah di tempat terpencil sehingga tidak ada yang mengetahui keberadaan mereka. Itu terdengar jauh lebih aman.
BRUK..
"Anj-" Jiyu tidak melanjutkan kalimatnya begitu mengetahui orang yang ia tabrak adalah Pak Jeje. "Eh, maaf pak."
Guru BK tersebut tidak menghiraukan sama sekali. Langsung berlalu dengan langkah lebar dan terburu-buru, mimik wajahnya terlihat menyeramkan. Selanjutnya Jiyu mendengar suara riuh dari belakang sekolah. Lantas dia menghampiri. Bersusah payah menembus kerumunan.
Di taman rerumputan, tak jauh dari gudang tersebar polisi yang sibuk melakukan perkerjaan masing-masing. Sementara Jiyu dan yang lain berdiri di luar batas garis polisi.
"Kenapa ada polisi?" taya Jiyu pada cewek di sampingnya, entah siapa namanya karena ia juga tidak kenal.
"Security nemu mayat di gudang tadi pagi. Katanya korban pembunuhan." jawabnya tanpa menoleh, sibuk memperhatikan polisi di depan sana.
Mata Jiyu kontan melotot kaget mendengar kata pembunuhan. Ia langsung menyisir sekeliling untuk melihat mayatnya, tapi tidak ada. Polisi pasti sudah membawanya untuk di autopsi.
"Ji! Ji! Ji!"
Jiyu menoleh ke belakang saat mendengar teriakan cempreng Lukas. Dia tidak melihat keberadaannya, sehingga membuatnya harus keluar dari kerumunan. Laki-laki itu menghampirinya begitu ia berhasil keluar dari kerumunan.
"Tadi gue lihat Taehyun sama Jeka masuk ke ruang BK."
"Hah?" Jiyu kebingungan. "Ngapain?"
"Ikut gue." Lukas langsung menarik tangan Jiyu dan hendak berlari sebelum ditahan sama cewek itu terlebih dahulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
GANGSTA : Dangerous Boyfriend [Completed]
Teen Fiction[] "Ngapain senyum-senyum. Masih kelas sepuluh udah berani bolos." "Kelas sebelas kak." Taehyun meralat. "Kak Jiyu dihukum ya?" Ia turut bertanya balik. "Kok malah nanya balik? Tahu darimana nama gue?!" "Kan aku cenayang," candanya. "Aku juga tahu t...