.
.Taehyun melangkah tergesa menuju rumah Jiyu. Dia baru saja pulang sekolah dan masih mengenakan seragam putih abu-abunya. Ia tidak bisa menunggu lagi. Dia harus bisa meyakinkan Jiyu untuk tidak jadi putus. Harus!
Ketika sampai di rumah Jiyu dia mengetuknya beberapa kali sampai Bi Cici datang membukakan pintu dan mengatakan bahwa gadis itu berada di hutan belakang rumah tengah sibuk dengan sesuatu.
Tanpa menunggu lagi cowok itu segera pergi dari sana menuju belakang rumah tanpa mengatakan apapun. Bi Cici yang melihat itu hanya mengerutkan kening, lalu mengangkat bahu acuh dan kembali kedalam sesudah menutup pintu.
Begitu sampai dibelakang rumah, Taehyun melihat Jiyu yang tengah berdiri dengan mata sibuk memandang pada sebuah kotak kayu. Cewek itu menyatukan papan-papan tersebut hingga berbentuk kotak dengan seukuran dirinya. Jiyu tampak tengah menilai hasil karyanya dengan telunjuk dan ibu jari yang mengelus dagu.
Taehyun tak yakin apa yang tengah cewek itu lakukan. Yang pasti yang dia lakukan selanjutnya adalah melangkah mendekat.
Saat menyadari kehadirannya, Jiyu langsung menoleh kemudian memasang wajah masam.
"Ngapain ke sini?"
"Mau ketemu kakak," jawab Taehyun apa adanya.
"Gue nggak mau temenan sama orang yang nggak nepatin janji."
"Aku nggak mau temenan!" Laki-laki itu langsung menyangkal. Intonasinya sedikit naik. Tidak senang dengan ucapan Jiyu barusan. "Aku mau balikan," lanjutnya tanpa basa-basi.
Jiyu menggeleng.
"Aku minta maaf, aku nggak mau putus sama kakak." Taehyun memasang wajah memelas.
Jiyu menggeleng. Sebenarnya dia juga merasakan sakit. Namun memilih menyembunyikannya sebelum rasa itu semakin besar. Dia tidak bisa menerima Taehyun kembali. Jiyu tidak mau berada dalam hubungan yang tidak saling terbuka padahal sebelumnya sudah berjanji bahwa mereka tidak boleh menutup diri satu sama lain.
"Harusnya lo minta maaf sama bunda lo sebelum dia tahu lebih dulu kaya gue," sarkas Jiyu.
"Kak.." Taehyun semakin memelas.
"Cowok tu omongannya harus bisa dipegang dan dipertanggungjawabkan dengan baik. Lo cowok bukan sih??" Jiyu jadi kesal sendiri, sehingga intonasinya sedikit turut meninggi.
"Aku tau aku salah, tap—"
"Dan gue tahu siapa mereka. Orang-orang bertudung hitam yang jadi kawanan lo itu. Gue nggak akan ngelaporin lo ke polisi, tapi gue juga nggak akan temenan sama kriminal."
"Kak—"
"Gue nggak mau denger." Jiyu menutup kedua telinganya dengan tangan. Tidak mau mendengarkan penjelasan lelaki itu sama sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
GANGSTA : Dangerous Boyfriend [Completed]
Teen Fiction[] "Ngapain senyum-senyum. Masih kelas sepuluh udah berani bolos." "Kelas sebelas kak." Taehyun meralat. "Kak Jiyu dihukum ya?" Ia turut bertanya balik. "Kok malah nanya balik? Tahu darimana nama gue?!" "Kan aku cenayang," candanya. "Aku juga tahu t...