.
.
"Kamu di sekolah nggak buat masalah lagi kan?" tanya Layla sang ibu sembari sibuk memotong wartel di atas telenan.
Taehyun yang baru saja pulang sekolah masih dengan seragam melekat hanya berdehem, setelah mengambil air dingin dari kulkas. Berpikir mungkin dia harus membuat tanda tangan palsu ibunya di surat skorsing lagi nanti. Tidak ingin merusak senyum Layla yang tengah terpatri manis. Hingga percikan rasa menyesal itu hadir.
Dia duduk di kursi meja makan yang terletak tak jauh dari meja pantry tempat ibunya berada. Memandangi sang ibunda yang sedang memasukkan berbagai macam sayuran dan daging untuk dibuat sup.
Lantas meminum air dinginnya beberapa teguk. Kursi kayu yang ia duduki digeser sedikit guna merapatkan tubuh pada bibir meja. Berpangku tangan, dan kembali memandangi Layla. Ibunya tersebut sudah lumpuh semenjak dua tahun yang lalu karena kecelakaan mobil yang juga merenggut nyawa sang ayah. Pun membuat kaki kiri Layla lumpuh seumur hidup, mengharuskan wanita itu menggunakan satu tongkat untuk berjalan. Ibunya bekerja sebagai pemilik toko kue sederhana yang berada di samping rumah mereka. Cukup untuk memenuhi kebutuhan ketiganya.
Layla Sulistyo, asli Indonesia menikah dengan Lee Jung Shin yang asli Korea membuat Taehyun dan Jeka lahir dalam darah campuran.
"Bunda nggak buka toko hari ini?"
"Tadi sepupu jauh mu datang. Jadi bunda harus layani."
Taehyun manggut-manggut. "Emang ngapain? Kok bisa lama sampai bunda nggak buka toko?"
"Silaturahmi. Nggak ada alasan khusus. Cuman keasikan ngobrol aja tadi."
Percakapan berakhir disitu, karena Taehyun beranjak bangun dan pergi ke ruang tengah, dimana Jeka tengah asik bermain PS dari layar TV yang menggantung di tembok putih halus rumahnya. Pria itu duduk di karpet merah bercorak bunga. Dibelakangnya ada meja kecil yang terletak di tengah-tengah depan antar dua sofa yang berwarna kuning dan biru lembut.
Taehyun ikut duduk di samping Jeka, ingin ikut bermain, sebelum suara ketukan terdengar dari pintu utama.
Taehyung berdiri hendak membuka, tapi Layla sudah duluan keluar dari dapur dan membukakan pintu. Ia berjalan menghampiri ibunya.
Dari belakang Layla ia bisa melihat seorang gadis berdiri dengan membawa sebuah kue mousse coklat yang di tutup pelapis transparan disekelilingnya.Cewek itu tersenyum. Nayla, Taehyun tidak tahu apa yang membawa saudara pacarnya itu datang siang-siang begini.
Tanpa bertanya apa keperluannya, Layla langsung mempersilahkannya masuk, dan mengajaknya duduk di sofa.
"Ini untuk Taehyun," dia menyodorkan kue yang dibawanya pada Taehyun.
Jeka yang jika bermain game bisa sampai lupa dunia pun sampai berhenti dan menatap Nayla bertanya. Ia bingung dibuatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
GANGSTA : Dangerous Boyfriend [Completed]
Teen Fiction[] "Ngapain senyum-senyum. Masih kelas sepuluh udah berani bolos." "Kelas sebelas kak." Taehyun meralat. "Kak Jiyu dihukum ya?" Ia turut bertanya balik. "Kok malah nanya balik? Tahu darimana nama gue?!" "Kan aku cenayang," candanya. "Aku juga tahu t...