[]
"Ngapain senyum-senyum. Masih kelas sepuluh udah berani bolos."
"Kelas sebelas kak." Taehyun meralat.
"Kak Jiyu dihukum ya?" Ia turut bertanya balik.
"Kok malah nanya balik? Tahu darimana nama gue?!"
"Kan aku cenayang," candanya. "Aku juga tahu t...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
.
.
Jiyu turun ke bawah menuju dapur dengan rambut masih di baluti handuk. Matanya langsung tertuju pada Nayla yang sudah rapi dengan membawa sling bag kulit hitam milik brand chanel. Pun menenteng paper bag berisi kue unicorn pilihannya tadi.
Jiyu mengernyit bingung. "Mau kemana lo?"
Nayla memutar bola mata. "Kamu lupa kalo kemaren ibu bilang mau ngadain syukuran di panti asuhan sebagai perayaan ulang tahunnya."
Dahi Jiyu yang tadi mengernyit, makin mengerut. "Kapan ibu bilang gitu?"
"Kemarin pas makan malam. Kamu gimana sih??" kesal Nayla.
Jiyu mengingat-ingat sebentar. Kemarin malam dia terlalu sibuk memikirkan Taehyun seharian, sehingga sulit untuk fokus. Perhatiannya tersedot penuh pada pria itu, penyebab ia tidak bisa memperhatikan yang lainnya.
Karena kesal dengan wajah Jiyu yang tampak tak dapat mengingat, Nayla berdecak. Kemudian berlalu meninggalkan gadis itu. Malas meladeni lagi. "Kita pergi sebentar lagi," katanya sebelum benar-benar keluar dapur. Menarik kembali kesadaran Jiyu. Gadis itu diam sebentar, melamunkan entah apa. Baru akhirnya sadar kembali dan langsung pergi ke atas untuk mengganti baju.
Ketika kembali ke bawah lagi, sudah ada Sisi yang tengah berbicara di telfon. Jiyu duduk di kursi dekat meja pantry yang ada di tengah tengah dapur. Menunggu sebentar sampai ibunya selesai.
"Iya baik. Jam lima sudah harus di antar ya."
"......"
Lalu Sisi mengangguk saat sambungannya diputuskan setelah menerima sedikit penjelasan dari orang di seberang.
"Ibu pesen apa?" Jiyu penasaran.
"Pesan makanan buat syukuran di panti asuhan nanti."