Panic

1.1K 128 10
                                    

Suara ombak dan harum pantai begitu segar. Raut bahagia entah sejak kapan sudah terpatri di wajah cantiknya. Ini baru pertama kali sejak mereka menjalin kasih. Kini senyumnya kembali lagi.

Ck.

"Genta!" Di antara suara ombak pantai, terdengar suaranya memanggil. Melambaikan tangan, memberi perintah, "sini, ta!".

Genta. Ia menghampiri kasihnya, melangkah menyisir pasir, sampai berjalan sampai ke tujuan. Jiaya memanggilnya, entah karena apa. Yang jelas, ia tertarik akan senyumannya. Bahkan, kalau kata 'bucin' nya..senyum dia lebih menarik dari pantai.

"Kenapa?"

"Minta tolong fotoin." Emang dasarnya cewek. Genta memandang Jiaya, butuh penjelasan. Kenapa harus dia di antara teman-temannya. "Plissss, ya?. Temenku kalau fotoin suka blur, jelek. Tolong yah?"mohonnya dengan tatapan...ah gemesin lah.

"Hm. Sini kameranya!" final Genta. Gadis itu sibuk dengan pose gaya juga penempatan latar terindah menurutnya. Sementara, Genta sibuk mengatur kamera milik 'mantannya'.

Ketika gadis itu sudah siap untuk difoto dan fotografer nya pun sudah siap. Hitungan mundur pun dimulai.

"Satu..dua..ti..ga". Genta menyudahi memotret Jiaya setelah berhasil mendapatkan satu foto. Gadis itu bingung, kenapa satu doang.

"Tolong sekali lagi, ta" pinta Jiaya. Tanpa menatap gadis itu, Genta berkata, "gak. Satu juga cukup. Pasti nanti mau foto di tempat lain lagi."

Bener juga sih, tapi kan...-yaudahlah. Batinnya merana. Mau tidak mau, harus mau.

Rara, Karina, Lucy, dan Rosi menghampiri Jiaya. Mereka tau kalau di sana ada Genta. Ada suatu ide bagus terlintas di pikiran salah satunya. Dengan memaksa dan senyuman jahil, ia berkata.

"Genta kan? Sini gue fotoin sama cewek lo. Sono-sono, deketan lah" titah Karina.

Rosi mendecak pelan tak suka dengan Genta. Namun, nampaknya sepupu nya ini malah ingin mendekatkan mereka lagi. Dengan suka rela namun canggung, Genta mundur dan berdiri tepat di samping Jiaya. Mereka berdekatan namun agak awkard, karena baru kali ini setelah beberapa bulan, mereka berfoto bersama.

Cekrek

Pose selanjutnya sangat romantis dan intim menurutnya. Di depan teman-temannya, Genta menghadap Jiaya dan melingkari satu tangannya di pinggang mungil gadis itu. Sementara tangan yang satunya memegang pipi Jiaya perlahan agar gadis itu mau melihatnya.

"Malu..t-ta."

"Oke ready? One..two..three!"

Cup

Cekrek

Ketiganya menjerit melihat ke uwu-an mereka, Jiaya dan Genta. Sementara Lucy berlagak seperti akan muntah dan menggumam, "huek. Geli banget."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
TOXICLOVE (REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang