“HAHH!?”
Serempak mereka semua bingung dan bertanya-tanya. Bahkan Rosi yang notabenya kembaran Lucy saja terkejut mendengar berita baik tersebut, bahkan di saat kumpul seperti ini. Rasanya seperti..tidak disangka-sangka.
Masih dengan mie dimulut nya, Rosi berkata “Astaga!”. Dengan tidak percaya, “Anjir! demi apa, lo?” Anggukan Lucy menjawab pertanyaannya.
Terlihat mulai muncul gemilang cahaya air mata dikedua mata Rosi. Terpancar rasa haru dan gembira namun, juga ada rasa kehilangan yang harus diikhlaskan. Bahkan yang lain pun terharu medengar kabar bahagia yang datang dari seorang sahabat terdekat.
Rosi ditenangkan oleh Jevan, sementara yang lainnya mulai memberikan selamat secara lisan dan pelukan. Perlahan satu per satu dari mereka bangkit dan memberikan pelukan hangat pada keduanya.
“Selamat menjalani fase hidup baru, Lucy. Gue gak akan pernah lupa sama vacation kita waktu itu. Semoga acara pernikahan lo bisa lancar, congratulations!” Jiaya memberikan doa dan kata-kata manis untuk mengucapkan selamat.
Lucy terkekeh, “Semoga lo cepet nyusul gue ya Ji, gue tau cowok lo orang baik dan lo berhak bahagia.”
“Oh God it's mean a lot,” balas Jiaya sambil tersenyum. Lalu ia memeluk Lucy lagi dan gantian menjabat tangan calon pengantin pria nya. “Jagain Lucy ya, jangan gampang emosi juga, lo berdua sama-sama batu soalnya.”
Ijo tersenyum miring sambil mendengus. Sementara Lucy tak terima, “Yak betul, asal lo tau aja Ji. Gue seharian bisa tuh ada di kasurnya dia, cuma buat nemenin dia kalau lagi males! Dia mah kalau udah bilang A ya harus A!”
Ijo mencubit pipi Lucy,
“Udah curhatnya?”. Dan Lucy pun mendecak kesal, selaluuu saja dengan cara ini pria itu menghentikannya.Setelah Jiaya yang lain pun menyusul untuk melakukan hal yang sama.
•••
Sudah tengah malam dan sudah waktunya untuk mereka pulang. Hampir saja lupa, Jiaya harus menelfone Juan agar segera menjemputnya. Tangan mungil itu memencet nomor kekasihnya dan mulai menghubunginya. Tanpa perlu menunggu lama, telfone mereka sudah terhubung.
“Hi babe! Gimana?”
“Semuanya oke kok, kamu masih di kantor ya?”
“Iya, kamu sudah mau pulang?”
“Iya, jemput aku bisa gak?”
“Kamu bisa nunggu aku sebentar lagi gak? Sampai jam dua pagi nanti aku jemput kamu ok?”
“No, i can't. Lagian bakalan ganggu Lucy dan Jo, aku pulang naik ojek online aja gimana? Atau dari pihak hotel ada yang bisa jemput aku gitu?”
“Oh God, maaf tapi mereka gak ada ambil job driver kecuali ngedriving dari airport ke hotel dan sebaliknya, Babe. Gimana kalau tunggu aku aja yaaa?”
“Gak mau Juann, aku naik taksi aja deh. Udah biasa kok aku naik taksi, jadi gak apa apa.”
“Babe_”
“Jiaya!” teriak seseorang dari sebrang sana. Ternyata teriakan Clara yang duduk di kursi bagian belakang mobil.
“Apa?”jawabnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TOXICLOVE (REVISI)
ChickLit"Kamu pukul aku, kamu jepit aku, kamu jambak aku. Apa itu yang kamu bilang sayang? Tubuh aku, mental aku..kamu rusak." "Aku capek." Hubungan yang biasa kita sebut toxic relationship berakar pada permasalahan di masa lalu. Trauma yang membuatnya mela...