"Kamu pukul aku, kamu jepit aku, kamu jambak aku. Apa itu yang kamu bilang sayang? Tubuh aku, mental aku..kamu rusak."
"Aku capek."
Hubungan yang biasa kita sebut toxic relationship berakar pada permasalahan di masa lalu. Trauma yang membuatnya mela...
Everybody wantshappiness nobody wants pain But you can't have rainbow without a little rain.
Selamat pagi. Kali ini suasana hati Jiaya sedang tidak baik-baik saja. Wajar tidak, kalau misalnya ia sedikit merasa terganggu saat tahu bahwa kekasihnya pergi dengan perempuan lain? Baru saja ia agak senang diperlakukan manis seperti tadi pagi, lantas sudah dikecewakan kembali.
Ya sudah, lah.
Mau diapakan lagi.
"Ji, lo kenapa sih? Ada masalah ya sama cowok lo? Kan udah gue bilang, gue gak suka lo sama dia. Lo ngeyel sih! Disakitin kan."
"Bisa diem gak sih! " jawab Jiaya sewot.
"Yee, bener kan? Ngaku aja deh, gue udah hafal banget ya gelagat cowok lo. Udah deh mending lo—"
"Risalina Ajeng!" tegur Jiaya kesal karena tau kalimat yang akan dikeluarkan oleh sahabat nya selanjutnya. "Seharusnya lo itu kasih support ke gue biar semangat dikit, ini malah nambah overthinking. Sebaiknya lo diem kalau gak tau apa-apa, bisa? "
Risa sedikit kena dihati, but it's ok. Dia tau sahabatnya ini lagi sensitif, "Bisa dong, cantikkk. Apa sih yang enggak buat kamu sayangku."
Jiaya berdecak geli. "Senyumnya mana nih?" kata Risa. Karena tidak ada jawaban dari gadis itu, Risa langsung berucap dengan lantang. "Guys! Senyum nyonya Jia belum terlihat, mari keluarkan jurus andalan kita!"
Seisi kelas mulai ricuh, beberapa anak laki-laki mulai menjalankan aksinya. Ada yang mengambil sapu, ada yang naik ke meja dan ada juga yang sudah stay di depan Jiaya. "Buruan gua udah siap nih!" teriak salah satunya.
"Satu, dua, tiga!"
"Mas! Opo aku iki iseh kurang ayu,"
"Opo kurang seksi toh mass."
Suara mereka menggelegar jadi satu demi membuat sang primadona kembali menyunggingkan senyumannya. Beruntung sedang freeclass. Kalau tidak, siap-siap diseret ke ruang BK. Suara yang mereka sengaja dibuat manja, diiringi gendangan dari pukulan meja, beberapa siswa bergoyang seperti pensil inul yang lentur. Akhirnya, gelak tawa gadis itu pecah saat melihat kelakuan teman-teman sekelasnya.
"Nah kan, cantik. " gumam Risa ketika melihat tawa dari sahabatnya.
•••
Flashback
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Halo, ta. Kenapa?"
"Kenapa, kenapa! Buruan ke depan, satu menit gak keluar gua tinggal."