Keputusan

2.6K 191 10
                                    

Pertengkaran tadi membuat gadis itu kelelahan. Tertidur dipangkuan Genta bukan berarti sama saat terbangun. Ketika gadis itu membuka mata, ternyata ia berada di sebuah ruangan yang berbau obat-obatan.

Mungkin Genta yang memindahkannya ke ruangan UKS, pikirnya. 

Gadis itu bangkit, berjalan menuju toilet untuk membasuh wajahnya. Cukup miris saat melihat dirinya sendiri di cermin. Matanya yang sedikit membengkak, ada sisa airmata yang sudah menjadi kerak, dan penampilan acak-acakan.

"Sialan, jelek banget gue. "

Tadi berteriak pun tidak dijawab, apalagu permintaan gadis itu juga dihiraukan, tangisannya tidak dihentikan dan ketika gadis itu mulai lelah meminta ia pun tertidur.

Brak

“Astaga! Gue cariin ternyata lo ada di UKS, kurang ajar lo! "

“Hm, maaf. Tapi, kok lo bisa tau gue di sini? ”

“Kan cowok lo yang ngasih tau! Katanya si lo kecapean terus ada di UKS, gue nyariin lo karena udah mau pulang tapi kok ni anak belum dateng-dateng juga, khawatir lah gue. "

“Jadi, ini udah pulang?”

“Iya lo gak liat gue pake tas? Nih tas lo!”

“Thanks!”

Lalu kedua gadis itu berjalan keluar bersama dan berpisah di depan gerbang. Dikarenakan Risa sudah dijemput kembarannya yang naik motor.

Ya, Risa memiliki kembaran. Sama-sama berkelamin perempuan dan keduanya sama-sama cantik namun tidak identik. Makanya agak kaget kalau dibilang kembar. Namanya, Lucy.

Langkah demi langkah Jiaya sampai di halte bus. Wajahnya pucat saat dirasa perutnya mulai sakit. Tak kuat menahan sakit, ia terduduk di kursi halte. Ada beberapa siswa di sana yang melihatnya dan langsung memberikan empati.

“Jia lo kenapa?”

“Enggak, gue gak apa-apa.”

“Serius?”

"Iya, gak apa-apa.”

“Y-ya udah, gue gimana ya, bus nya udah dateng lagi.”

“Iya udah sana, gue gak apa-apa. Ini sakit lagi dapet aja.”

“Oke, gue duluan. Hati-hati Jia!”

Tak lama ada seorang pengendara motor satu seragam yang berhenti tepat di depannya. Orang itu membuka helmnya lalu berkata, “ayo naik! gua anterin.” Ternyata Ijo. Anak jurusan IPS, sekaligus sahabat karibnya Genta.

Karena sudah terlalu sakit, Jiaya tidak menolak. Tapi, karena sakitnya itu juga ia sulit berjalan. Karena kepekaan Ijo sangat tinggi, ia menghampiri Jiaya dan menuntunnya. Bukan karena ada maksud tertentu. Hanya saja sedang menjalankan kewajiban.

“Bisa naiknya?” Jiaya mengangguk. 

Tanpa basa-basi Ijo segera mengantarkan kerumah nya. Sebelumnya ia menawarkan agar Jiaya diantar ke rumah sakit saja. Tetapi seperti apa kata sang empunya yang menolak, akhirnya sesampainya di rumah Jeny berterima kasih kepada cowok itu karena telah mengantar anaknya dengan selamat.

"Makasih, Jo. "

•••

Asap kebul rokok menutupi pengelihatannya. Tetiba saja suara denting notifikasi dari handphonenya berbunyi.

Ting!


Genta membaca pesannya,
"Udah kelar ya tugasnya, " sambil terkekeh kecil karena ada emot love di sana.

TOXICLOVE (REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang