Sweet

1K 124 4
                                    

"Eh! Eh, mata gua ternodai" pekik Haje saat menyaksikan adegan dimana Genta mendekat, lalu... —ya gitu. Intinya, mereka antusias melihat dua insan yang sedang pdkt lagi.

Si jahil Karina sudah menyiapkan kamera olympus tough tg-5 milik Jiaya yang ada padanya. Persisnya ia pinjam, tujuan awalnya ingin mengabadikan momen di air. Kebetulan ada momen semanis ini, ia dengan gemas memotret kedua insan yang sedang tertawa kecil di permukaan air.

Cekrek

"Ish! Si Karina!"protes Lucy. Karina mendecak sebal karena tersenggol, "apaansi ah!."

Lucy mendelik, "apaansi..apaansi... Privasi orang itu, gila lo ya!?"katanya agak ngegas. Tentu Karina sangat kesal di protes oleh rivalnya ini.

"Lucy yang cantik dan seksiiii. Gue kasih tau ya sayanggg. Ini kamera punya itu orang, apa salahnya gue fotoin momen mereka berdua? Itung-itung buat kenangan. Gue malah baik hati, loh."

Lucy mengumpat kecil. Benar juga, sih. Kenapa jadi dia yang ribet, ya. Entahlah, mungkin gadis itu iri dengan mereka. Eits! Gak boleh suudzon kawan-kawannn.

"Jiaya! Genta!. Naik, cepetannn. Mau jalan nih, lo pada mau ditinggal hah? Ntaran dulu romantis-romantisannya" teriak Rosi.

Terlihat di sana senyum manis Jiaya muncul. Mereka berenang ke arah kapal dan menaikinya. Rara tersenyum ke arah Jiaya dan dibalas. Entah apa makna senyum itu. Sementara, Genta menanyakan sesuatu ke nahkoda kapalnya.

"Ada aqua gak, Pak?"

"Oh? Ada-ada, mau dek?"

"Boleh deh, satu aja."

"Emang adanya satu doang sih, dek. Gak apa-apa kan?"

"Ya, gak apa-apa, Pak."

"Nih," nahkoda itu memberikan sebotol aqua yang masih tersegel rapat. Dengan ikhlas ia memberikannya kepada Genta. Tadinya mau Genta bayar, cuma ditolak.

"Makasih."

Setelah itu, Genta berbalik menemui Jiaya yang sedang bersama Rara dan lainnya. Jevan, Haje, Rosi, bahkan Eja terheran-heran. Hari demi hari sikap Genta melembut dengan Jiaya. Catat! Dengan Jiaya saja. Mereka ikut merasakan bahagia, tenang, dan tidak merasa keberatan sama sekali.

"Ra, lu bawa handuk?"

Rara menggeleng, "enggak, kak. Rara sama yang lain gak ada yang bawa tas. Di taro di penitipan semua."

Genta ber 'oh' ria sambil membukakan botol aqua yang ia pegang. Setelah berhasil membuka sekali percobaan, ia memberikannya ke Jiaya. Yang di terima dengan senang hati oleh gadis itu. "Minum!"titahnya.

Beberapa teguk air Jiaya telan, "huhhh. Ra, mau?" Rara menggeleng karena tau kalau aqua itu diberikan langsung oleh Genta. Antara takut atau memang tidak haus, ia menolak.

"Siniin!" Genta merampas botol aqua itu dan menengguknya hingga tak tersisa. Jiaya agak berfantasi ketika minum di botol yang sama dengan Genta.

"CIEEE EKHEM!" Haje nih heboh sendiri, ya. Pantes saja Rara mempertimbangkan hubungan mereka. Enggak, deh. Bahkan Rara menyukai segalanya yang ada di Haje.

•••

"Jiaya! Nih liat deh!"

"Apaan, kak?"

"Sini!"

Pipinya bersemu merah. Salah tingkah adalah reflek pertama Jiaya setelah melihat foto hasil jepretan sepupu sahabatnya. Ia sangat senang momen ini di abadikan oleh Karina.

"Ah, makasih kak!"

"Tuh kan, lo pasti suka gue fotoin. Si Lucy sotoy banget, kesel gue."

Jiaya terkekeh, "dia kan sepupu lo, kak." Karina mendelik kesal dan berdiri.

TOXICLOVE (REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang